Pages

Wednesday 14 August 2013

LONG DISTANCE IDOLING~

FROM A SHADOW
By: Banon Agung Wijaya (@youthbaws48)


Sesekali hati ini bermimpi, impian yang terlihat mustahil dengan logika. Namun tidak untuk seorang Caesar Wijaya, seseorang yang memiliki berbagai kepribadian untuk menutupi karakter aslinya yang mungkin tidak perlu untuk publik ketahui. Mimpi itulah awal perjalanan Caesar untuk memusnahkan logika dalam otaknya.

Caesar Wijaya, seseorang yang lahir dari keluarga broken home. Sejak berumur 3 tahun, mama dan papanya cerai. Ia memiliki seorang kakak perempuan yang sangat cerdas dalam bidang akademik, sebut saja Bianda Gellaksia Wijaya. Hal itulah yang membuat Caesar menjadi bahan perbandingan otak oleh mamanya. Namun hal itu tidak membuat Bianda besar kepala, ia malah selalu tidak enak hati dengan adiknya. Kini kehidupan mereka sudah tak saling menyentuh. Caesar tinggal dengan papanya, sedangkan Bianda tinggal dengan mamanya.

Waktu terus berjalan, sekarang Caesar duduk di kelas 3 SMP di Semarang. Mulai dari situlah awal Caesar merasakan cinta saat remaja atau biasa disebut cinta monyet. Beby Chaesara Anadila, seorang wanita yang tiba-tiba hadir dalam kehidupan Caesar. Hampir tiga tahun mereka sekelas, tidak bisa dipungkiri Caesar menyimpan perasaan suka dengan Beby. Waktu terasa begitu cepat apabila sedang berdua dengannya. Senyumnya yang manis selalu menghiasi raut wajahnya. 

Titik-titik hujan menghiasi jendela ruang kelas, pelangi yang samar-samar akan hilang seperti memberikan senyuman terakhir pada hari itu. Bel istirahat berbunyi, jemarinya yang beberapa jam tadi bercumbu dengan bolpoin, kini mengalihkan gerakannya ke dalam tas dan mulai meraih sebuah laptop. Seperti biasa, laptop berwarna hitam itu tidak pernah absen berada di atas meja Caesar saat istirahat. Wifi kelaspun menjadi santapan sehari-hari Caesar saat teman-temannya memanjakan perutnya di kantin sekolah. Bukan, bukan tugas yang dicarinya, melainkan sosial media yang mungkin sudah ada dalam template otak Caesar. Entah apa yang membuat Caesar betah membolak-balikan scroll ke atas dan ke bawah. Matanya seakan-akan seperti binatang buas yang sedang mengintai mangsanya. Hingga bel masuk berbunyi, Caesar yang tidak menemukan hal menarik selama istirahat tadi langsung menutup laptopnya dan dikembalikan ke dalam tasnya.

Pelajaran Bahasa Perancis yang akan dihadapinya saat itu. Lagi-lagi pelajaran ini seperti sudah tidak dianggapnya lagi atau bisa dikatakan di-anaktirikan. Dengan wajah yang sudah merindukan rumah, Caesar mengambil secarik kertas kosong dalam kolong mejanya. Kali ini Caesar bingung apa yang harus dilakukannya dengan kertas itu. Tatapan kosong Caesar ke arah kertas itu sesekali membentuk wajah sosok wanita, jemarinya mulai bercumbu dengan bolpoin kembali. Tanpa disadari, Caesar menggambar sosok wanita dalam kekosongan tadi. Gambar itu menarik perhatian Triyan, teman sebangku Caesar.

"Eh, lagi ngapain lu?" sahut Triyan

"Ha? Ehmm...Nggak ngapa-ngapain kok." jawab Caesar dengan kaget.

"Terus itu lu gambar apa?" Triyan semakin penasaran.

“Oh, Ehm… mungkin bidadari dalam dimensi paralelku, eh ngawur… apa ya? Nggak cuma iseng aja kok.” jawaban Caesar yang ngelantur ini malah selalu membuat hati Caesar bertanya-tanya saat memandangi gambar itu.

***

Bulan demi bulan berganti. 
Pengumuman kelulusan pun tiba, Caesar dan Beby dinyatakan lulus. Hingga saat acara perpisahan sekolah Caesar berniat untuk menyatakan perasaannya selama ini pada Beby.

"Beby,  aku mau ngomong sesuatu nih sama kamu." ucap Caesar.

"Iya, ngomong aja." jawab Beby dengan memberikan senyumannya pada Caesar.

"Ehm, sebenernya aku...." 

"Eh tunggu bentar, ada telepon!" sahut Beby memotong kata-kata Caesar setelah HP-nya berdering. Ia berjalan sedikit menjauhi Caesar untuk mengangkat paggilan tersebut. 

Tiba-tiba, Beby berlari dan serontak tidak sengaja langsung memeluk Caesar.

"Eh maaf banget." kata Beby setelah sadar kalau ternyata ia memeluk Caesar.

"Nggak apa-apa kok, kamu kenapa kok keliatannya seneng gitu?" tanya Caesar.

"Aku lolos audisi JKT48, Sar. Aaaaaaaaaa.... aku seneng banget." jawab Beby histeris.

"Wah hebat banget, selamat ya!" balas Caesar.

"Iya makasih, oh iya tadi kamu mau ngomong apa?" tanya Beby penasaran.

"Ehmm...Eng...gak...kok..., cuma mau bilang nanti kalau udah pisah, jangan lupa sama aku ya, apalagi kalau nanti kamu jadi member JKT48." jawab Caesar berubah pikiran yang semula ingin menyatakan perasaan pada Beby menjadi down setelah mengetahui Beby lolos audisi JKT48, karena dalam idol grup tersebut ada golden rules dilarang untuk berpacaran.

"Iya, aku janji nggak akan ngelupain kamu. Oh iya, kemarin aku iseng buat sketsa wajah anak-anak sekelas. Nah, ini  aku bawa sketsa wajahmu. Maaf kalo jelek, tapi mungkin bisa jadi kenang-kenangan." ucap Beby sambil memberikan hasil karyanya pada Caesar.

Caesar Sketch

"Wah ini bagus banget, makasih ya. Maaf nggak bisa buat apa-apa buat kamu, tapi aku janji suatu hari nanti aku akan berusaha membuat sketsa wajahmu." ucap Caesar.

"Hahahaha...iya nggak apa-apa kok. Eh, udah malem nih pulang yuk!" ajak Beby.

 Jam menunjukkan pukul 21.00, Caesar langsung mengantar Beby pulang ke rumahnya. 

Di tengah perjalanan,  Caesar mengatakan pada Beby kalau Caesar akan melanjutkan sekolahnya di kota kelahiran Caesar, Semarang. Dan ternyata Beby pun, juga akan pindah dari Bandung dan homeschooling apabila benar-benar jadi member JKT48.

Hari demi hari pun berganti, audisi demi audisi pun dilalui oleh Beby dengan penuh semangat. 

Hingga akhirnya final audisi pun tiba.

"Beby, tetep semangat ya! Jangan takut buat melangkah,  aku akan terus di belakangmu buat mendukungmu." ucap Caesar lewat telepon.

"Makasih banget, Sar!  Aku janji nggak bakal ngecewain kamu kok,  aku janji bisa lolos di final audisi ini." jawab Beby.

"Ehmm...setelah namamu dikenal banyak orang di luar sana nanti,  aku takut kamu lupa sama aku." ucap Caesar kembali.

"Sar, coba ambil sketsa wajahmu buatanku itu. Coba lihat, di gambar itu kamu selalu tersenyum. Kenapa? Karena gambar itu tau, bagaimana perasaan seseorang yang menggambarnya.  Aku harap kamu bisa seperti itu, Sar." sahut Beby.

-OoO-

Caesar saudah bisa menghembuskan napas lega sekarang. Libur panjang akhir semester sudah menanti di depan mata.

"Caesar, kamu besok libur berapa minggu?" tanya papa Caesar.

"Dua minggu, Pah!" jawab Caesar penuh semangat.

"Mau nggak ikut Papa ke Jakarta seminggu? Kalo mau cepet packing sekarang, besok pagi kita berangkat."

"Beneran Pah? Mau lah, Wokeeeeeeh!!"

Caesar tampak semangat sekali, sepertinya ia memang ingin membuang jauh-jauh ingatan akan rumus-rumus fisika & matematika di sekolahnya.
Keesokan harinya...

"JAKARTA, I'M COMING!!!"


"Caesar bangun, kita udah sampai!" teriak Papa Caesar

"Hah, apa Pa udah sampai? cepet banget?" tanya Caesar setengah sadar.

"Cepet gimana? Kamu aja yang tidur terus jadi kerasa cepet, hadeeeeh cepet bangun!"

Di sebuah apartemen milik Pak Reyhan, teman Papa Caesar lah mereka berdua menginap. Hari itu hari Minggu, Caesar ingin sekali merasakan suasana Jakarta. Tapi, Papa Caesar sedang ada urusan saat itu, sehingga Pak Reyhan menyuruh anaknya yang bernama Althea untuk menjadi teman sekaligus Tour Guide Caesar saat itu.

Pertemuan yang cukup mengejutkan antara Caesar dengan Althea ternyata bukan pertemuan pertama kalinya. Mereka berdua sudah pernah bertemu sebelumnya, bahkan bersahabat. Iya, Althea adalah sahabat saat TK Caesar yang pindah ke Jakarta karena mamanya meninggal saat itu.

"Kamu beneran Caesar yang dulu selalu boncengin aku naik sepeda pas pulang sekolah kan?" tanya Althea.

Pertanyaan singkat Althea seakan-akan mengembalikan memori Caesar 12 tahun lalu. Air mata haru Caesar tidak dapat disembunyikannya lagi.

"Iya Al, aku Caesar yang dulu suka kamu beliin es krim di depan sekolah, aku kangen kamu Al. Aku berharap bisa boncengin kamu naik sepeda lagi." jawab Caesar dengan meneteskan air matanya.

"Udah cukup Caesar, sekarang bisa kok..." sahut Althea dengan sedikit tegar mengusap air mata Caesar.

Pagi itu juga, Althea mengajak Caesar ikut Car Free Day. Mereka pun bersepeda berdua sekaligus untuk melepas kerinduan selama 12 tahun silam. Itulah persahabatan, meskipun bermil-mil jarak yang memisahkan, sahabat tidak pernah terpisah karena persahabatan tidak diukur dengan jarak melainkan dengan hati.

Malam ini rasanya berbeda, jauh lebih indah dari malam-malam lainnya. Kembali Caesar dan Althea mengenang masa lalunya. Kali ini mereka berdua memandangi langit penuh bintang berkedip riang, seakan-akan bintang itu tersenyum melihat mereka duduk berdua.

"Eh lihat itu Caesar, ada bintang jatuh!" teriak Althea sambil menunjuk ke arah bintang itu semakin menghilang.

"Wuih iya-iya, aku juga lihat, Al!" sahut Caesar sambil merogoh dan meraih sesuatu di dalam kantongnya.

Ternyata Caesar mengambil secarik kertas kosong yang tergambar sosok perempuan hasil tatapan kosongnya saat di sekolah waktu itu.

"Ngapain kamu, Caesar? Itu gambar siapa?" tanya Althea penasaran.

"Gini, katanya kalo ada bintang jatuh apa yang kita harapkan bisa terkabul kan? Nah, aku pengen ketemu sama orang yang ada di gambar ini, Al." jawab Caesar.

"Hm...oke deh, kalo aku berharap persahabatan kita bisa sampai selamanya." kata Althea yang mulai berkaca-kaca.

Mendengar perkataan itu Caesar langsung meraih jari kelingking Althea dan mengaitkannya ke jari kelingkingnya erat-erat.

"Al, tatap mataku, inget kata-kataku ini! Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, tapi entah kapan. Aku selalu berdoa untukmu, kita akan bisa selalu bersama, merintis hari esok, menuju cita-cita dan harapan kita, melewati goresan takdir berdua, kamu dan aku, karena kamu adalah sahabatku, dan inilah janjiku, aku akan selalu mencoba ada untukmu walau hanya dalam mimpi, kamu tak akan pernah terhapus dalam kenanganku, karena kamu terindah. Aku bangga punya sahabat sepertimu, Al."

***

Hari kedua di Jakarta.

Pagi yang cerah, di antara kicau burung dan nyanyian hari-hari, Caesar memandangi kertas yang tergambar sosok wanita itu. Rasa penasaran selalu menghantuinya, ia selalu bertanya-tanya kepada dirinya senidiri siapakah sosok wanita yang ada di kertas itu.

Tiba-tiba ada suara orang lari dari kejauhan dan terus mendekat Caesar, ternyata Althea.

"Halo Caesar!" teriak Althea sambil menepuk pundak Caesar.

"Aduh Al, kamu ngagetin aja. Kenapa?" tanya Caesar

"Ini!" jawab Althea dengan senyuman manisnya sambil menjulurkan kontak mobilnya ke Caesar.

"Buat apa?" tanya Caesar.

"Buat naik bajaj, hadeeeeeh!" jawab Althea sedikit kesal.

"Ah kamu, maksudku mau kemana?" tanya Caesar yang semakin bingung.

"Anterin aku shopping dong hehehehe." jawab Althea cengengesan.

"Hmm..semua cewek sama aja kalo disuruh ngabisin uang pinter banget. Yaudah ayo, lagian aku juga bosen kalo di apartemen terus." sahut Caesar.

Akhirnya, pada hari itu mereka berdua memutuskan untuk jalan-jalan ke FX Sudirman Mall. Di tengah perjalanan, di dalam mobil, Althea sempat bertanya pada Caesar tentang gambar sosok wanita itu.

"Caesar, aku boleh tanya?" kata Althea.

"Boleh ajalah, ada apa Al?" jawab Caesar.

"Dari kemarin, aku selalu lihat kamu memandangi sosok wanita yang tergambar dalam kertas itu kan, kenapa?" tanya Althea.

"Entahlah Al, aku juga bingung." jawab singkat Caesar.

"Kenapa nggak kamu buang aja? Lagian itu cuma gambaran aja, takutnya kamu malah terobsesi." tanya Althea kembali.

"Rasanya berat, Al. Gambar itu seakan-akan nyata dan bayangan itu selalu ada dalam otakku, andaikan..."

"Iya udah nggak usah dibahas lagi, aku tau perasaanmu kok, simpen aja gambar itu." sahut Althea yang memotong perkataan Caesar.

“Al, kamu mau nggak nyimpen gambar ini? Biar aku bisa lupa, tapi jangan dibuang loh…” tanya Caesar.

“Oke, Sar! Nyantai aja kali…” jawab Althea.

Akhirnya, beberapa menit setelah berbincang-bincang di dalam mobil, mereka pun sampai tujuannya yaitu di FX Sudirman Mall. Tidak menunggu lama, Althea langsung menggeret Caesar ke tempat shopping tujuannya yang ada di lantai dasar.

"Sar, aku mau ke toilet bentar nih…boleh minta tolong antriin belanjaanku di kasir nggak?” tanya Althea.

"Ehm..iyadeh, tapi jangan lama-lama ya! Aku nggak mau keliatan kayak bapak-bapak rumah tangga lagi belanja di mall, hahahahaha….” canda Caesar.

"Iya iya, aku tinggal dulu bentar ya, Sar." sahut Althea.

Althea langsung menuju toilet yang berada di lantai 4 itu. Awalnya, ia berniat untuk naik escalator, tetapi setelah melihat lift terbuka, tanpa pikir panjang ia langsung memasukinya. Saat lift berada pada lantai 2, pintu lift terbuka. Terlihat gadis berseragam SMA berparas manis, memasuki lift itu. Iya, hanya ada mereka berdua di dalam lift. Althea terlihat cuek dan tidak menghiraukannya. HP Althea bergetar, ia langsung mengambil HP itu di dalam kantongnya. HP itu satu kantong dengan kertas yang tergambar sosok wanita buatan Caesar itu. Tanpa disadari, kertas itu pun jatuh dari kantongnya saat lift terbuka di lantai 4. Althea meninggalkan lift itu sambil membuka SMS dari Caesar yang berisikan kalau ia sudah menunggunya di parkiran sekarang.

Setelah dari toilet, Althea pun menghampiri Caesar yang tangan kirinya membawa satu kantong plastik berisikan sepatu yang Althea beli dan tangan kanannya membawakan es krim untuk Althea. Mereka menuju mobil dan pulang.

Malam yang dingin disertai rintik hujan membuat suasana malam itu semakin dicekam dalam kesunyian, hawa dingin mulai menyeruak dari balik kisi-kisi jendela tempat dimana aku duduk. Malam ini serasa berbeda dengan malam kemarin. Malam yang kelam ini melengkapi hati Althea yang sedang gelisah. Althea yang daritadi mondar-mandir menarik perhatian Caesar yang sedang asyik membaca novel.

"Eh, kamu kenapa, Al? Perasaan dari tadi mondar-mandir mulu. Cari apa sih?" tanya Caesar.

"Eh...Ehm...kamu tau kertas itu nggak?" sahut Althea kembali bertanya.

"Loh bukannya kemarin aku nitipin ke kamu, terus langsung kamu masukin kantong?" tanya Caesar kembali.

"Iya, tapi udah aku cari-cari dari tadi nggak ada, Sar." jawab Althea yang tampak lesu itu.

"Coba inget-inget dulu, kemarin kamu kemana aja?" tanya Caesar.

"Hah, jangan-jangan..." Althea bergumam.

"Jangan-jangan apa, Al?" tanya Caesar yang memotong perkataan Althea.

"Kertas itu jatuh di lift FX Sudirman Mall, Sar!" sahut Althea sedikit teriak.

"Serius? Ada orang di lift selain kamu nggak? Siapa tau dia nyimpen kertas itu." tanya Caesar.

"Seingetku ada cewek pake seragam SMA, aku sempet liat namanya, kalo nggak salah Beby Chaesara Anadila." kata Caesar menjelaskan.

"Apaaaa? Bener itu namanya?" tanya Caesar.

"Iya kayaknya, emang kenapa Sar?" tanya Althea.

"Eh..ehmm..dia…dia itu member JKT48, Al!" sahut Caesar yang sedang kaget sekaligus merahasiakan persahabatannya dengan Beby dulu.

"Hah? Gila, terus gimana Sar?" tanya Althea kembali yang semakin bingung.

"Oh aku ada ide!" sahut Caesar.

Akhirnya Althea memutuskan membantu Caesar untuk mencari kertas itu yang diyakininya berada di tangan salah satu member JKT48 yaitu Beby. Salah satu cara untuk bertemu dengan Beby yaitu dengan menonton theater JKT48. Tanpa pikir panjang, mereka berdua memesan tiket untuk schedule theater JKT48 yang diadakan 3 hari lagi. Mereka berharap, setidaknya mereka bisa masuk pada tiket general agar tidak waiting list.

***

Hujan rintik-rintik siang itu. Tangis gerimis dari awan yang menaungi kota Jakarta jatuh satu-satu. Suasana itu melengkapi hati Caesar yang sedang gelisah menunggu pengumuman undian tiket Theater JKT48 tepat pukul 12 siang hari itu. Sepuluh menit lagi jarum pendek pada jam tepat menunjukan pukul 12, Caesar yang tidak sabar langsung membuka laptopnya dan stay di website official JKT48. Refresh dan refresh, itulah tombol harapannya. Caesar terus berharap agar ia menang undian.

"Caesar coba lihat!" teriak Althea sambil menunjukan laptopnya pada Caesar.

"Alhamdulillah, kamu menang undian, Al. Semoga aku juga..." sahut Caesar penuh harapan.

"Coba refresh sekali lagi, siapa tau...."

"Ah...pupus sudah semua harapanku, Al." kata Caesar memotong perkataan Althea sambil menundukan kepala, ia kalah undian tiket.

"Sabar Caesar, kamu tidak boleh putus asa, masih ada waiting list." sahut Althea menenangkan Caesar.

"Tapi......ya sudahlah demi kertas itu, aku harus kuat!"

"Bagus, aku janji akan membantumu kawan." kata Althea.

 ***

Hari terakhir di Jakarta, perjuangan baru saja dimulai.


Waiting list, harapan terakhir Caesar untuk mendapatkan kertasnya. Caesar rela berdiri 8 jam asalkan ia dapat masuk Theater JKT48 dan mendapatkan kertas itu. Wajahnya pucat, tubuhnya seperti tidak berdaya lagi, hanya kertas itulah yang bisa memacu hingga ia dapat berdiri selama itu.
Bingo dimulai. Althea yang memenangkan undian Theater JKT48 langsung antri di depan pintu masuk theater. Tiba-tiba terjadi keributan di area waiting list. Seseorang terlihat tergeletak pingsan di lantai, itu Caesar. Althea panik. Tapi, melihat Caesar sudah banyak yang membantu, Althea tetap ingin masuk, karena ia ingin menepati janjinya kepada Caesar untuk membantu mendapatkan kertas itu. Althea masuk pada bingo ketiga.

Show theater sudah dimulai, Althea masih saja gelisah dengan keadaan Caesar. Althea bingung apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan kertas itu. Althea pun ingat, besok Caesar sudah pulang ke Semarang, tidak mungkin Caesar bisa mendapatkan kertasnya lagi apabila Althea tidak melakukan sesuatu.

Di pertengahan show, Althea melihat Beby menjadi MC saat itu. Di dalam keheningan, tiba-tiba.....
"Beby, di luar sana ada seseorang yang jauh-jauh cuma ingin bertemu kamu. Orang itu sedang pingsan sekarang gara-gara WL yang nggak manusiawi itu. Dia bukan fans, tapi ada alasan tertentu buat ketemu kamu. Dia akan pulang ke Semarang besok!" teriak Althea yang membuat seluruh orang di dalam theater mengalihkan pandangan ke dirinya saat itu.

Show tetap dilanjutkan, Althea tetap menyerukan perkataan itu lagi untuk Beby. Security pun langsung menariknya keluar dan menulis namanya dalam blacklist Theater JKT48, ia tidak boleh menonton theater itu lagi selama setahun. Althea meneteskan air matanya, karena ia sudah mengira usahanya saat itu sudah gagal.

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri Althea yang sedang diurus security tadi. Ternyata Beby, seseorang yang Althea cari itu rela meninggalkan show demi masalah itu.

"Lepaskan dia, Pak! Dia tidak bersalah." 

"Tapi dia..."

"Sudah, lepaskan dia, biarkan aku saja yang mengurusinya." sahut Beby dengan tegas.
Akhirnya Althea dibebaskan.

"Terimakasih Beby, maaf banget aku udah ganggu, aku cuma ingin..."

"Ssssssttt, udah nggak masalah, aku tau kok apa yang kamu inginkan. Dimana temanmu sekarang?"

Akhirnya Althea mengantarkan Beby untuk bertemu Caesar yang pingsan tadi. Tetapi, Althea tidak tahu dimana Caesar sekarang. Beby memutuskan untuk bertanya kepada security tadi dimana Caesar sekarang. Ternyata, security tersebut menjelaskan bahwa Caesar sudah dibawa ayahnya ke apartemen dan siap-siap pulang ke Semarang malam ini. Mendengar perkataan itu, tanpa berpikir lama Beby menyuruh Althea untuk mengantarkan ke apartemen itu.

Sampainya di apartemen, Althea dan Beby melihat sebuah mobil akan keluar meninggalkan apartemen.

"Itu mobil Caesar!" teriak Althea sambil menunjuk ke arah dimana mobil Caesar berjalan.

"Cepet kejar, Al!" sahut Beby.

Althea langsung membanting stir dan menghadang mobil Caesar yang sedang berjalan pelan-pelan itu. Althea langsung keluar mobilnya dan menuju mobil Caesar yang sedang di kendarai Papa Caesar. Beby pun mengikutinya.

"Tunggu bentar, Om! Maaf kalau saya tidak sopan. Saya cuma ingin bicara sama Caesar sebentar saja."

"Iya nggak apa-apa, silahkan!" sahut Papa Caesar.

Althea membuka pintu belakang mobil Caesar. Caesar yang sedang terbaring lemah langsung berusaha bangun untuk keluar mobil.

"Sudah sudah Caesar, kamu masih drop, duduk aja di situ dan coba lihat siapa yang aku bawa? Aku sudah menepati janjimu sekarang."

Caesar hanya kaget dan terdiam saat melihat seorang Beby di depannya sekarang, ia terdiam karena ada alasan lain.

"Maaf mengganggu, aku cuma ingin mengembalikan ini. Waktu itu, kertas ini jatuh dari kantongmu dan aku nggak sempat memanggilmu karena kamu meninggalkan lift begitu cepatnya." kata Beby sambil memberikan kertas itu yang ternyata ia simpan setelah terjatuh dari kantong Caesar.

Caesar masih terdiam. Ia langsung mengambil kertasnya dari tangan Beby. Tidak hanya itu, ia memandangi wajah Beby cukup lama, sepertinya ada sesuatu dengan wajah itu. 

"Akhirnya aku menemukan siapa bayangan itu, itu kamu Beby! Kamu masih inget janjiku dulu? Sekarang aku sudah bisa menepatinya. Ambilah…ini untukmu…" kata Caesar sambil memberikan kertas itu kembali untuk Beby.

Beby Sketch

“Aku inget banget Sar, aku dulu udah janji nggak bakal ngelupain kamu, Sar! Ternyata kamu masih seperti Caesar yang dulu aku kenal.” Ucap Beby sambil meneteskan air mata. Melihat Beby yang menangis, Caesar langsung mengusap air mata sahabatnya tersebut.

"Althea, aku tidak tau aku harus membalas apa atas perjuanganmu, terima kasih sahabat terindahku. Tunggu aku setelah kelulusan nanti." kata Caesar kembali yang mengalihkan wajahnya pada Althea.

Itulah kata-kata terakhir Caesar sebelum ia meninggalkan Jakarta dan meninggalkan sahabatnya lagi.

Di tengah perjalanan pulang ke Semarang, Papa Caesar sangat merasa mengantuk. Ia melihat jam tangannya ternyata sudah hampir jam 12, kecepatan mobilnya pun terus menaik. Seribu kendaraan diselipnya, sejuta pepohonan dilaluinya. Jalan tol yang hanya lurus tak asing lagi baginya. Itu yang membuatnya berani untuk menambah kecepatan mobilnya yang sedang Ia kemudikan. Saat itu Rem mobil yang Ia injak mengapa tak dapat berfungsi, setir mobil inipun tak dapat Ia kendalikan.

 Ia melihat sebuah jurang yang sebentar lagi akan Ia lewati yang mungkin sangatlah berbahaya “jurang itu adalah jurang kematian” suara itu terdengar di telinganya tetapi pada saat itu hanya ada Papa Caesar & Caesar yang sedang menulis sesuatu. Dan sebuah truk yang membawa banyak angkutan itu terlihat secara tiba-tiba di pengkolan jalan yang bertepatan di atas jurang itu.

Papa Caesar mencoba menginjak rem mobil itu tetapi mengapa ini? Mungkin rem mobilnya ini blong dan pada saat itu Ia membawa mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dan pada akhirnya “aaaaaaaaaaaaaaaa” mobilnya terguling ke jurang itu. Berbondong-bondong orang terjun ke tempat kejadian untuk menolongnya. Tetapi, apa daya...Tuhan sudah merindukan Papa Caesar, namun belum menginginkan Caesar. Sehingga, Caesar selamat dari kecelakaan itu namun ia ditinggal oleh sosok ayah yang sangat ia cintai untuk selamanya. Hal itu juga memaksa Caesar untuk tinggal serumah dengan mama dan kakaknya sekarang.

-OoO-

Tahun demi tahun berganti, Caesar sekarang sudah duduk di kelas 3 SMA di kota kelahirannya, Semarang. Kehidupan dan karakternya sudah berbeda dengan yang dulu saat ia tinggal serumah dengan papanya.

KRRIIINNNNGGGGG!!!

Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid beranjak meninggalkan kelas tersebut kecuali Caesar yang sedang sibuk dengan kertas dan pensilnya. Hal itu membuat Neza teman dekat sekaligus tetangga sebelah rumah Caesar menjadi penasaran dengan apa yang dilakukan oleh temannya itu.

"Sar, lu lagi ngapain? kok nggak pulang?" tanya Neza.

"Hmm...enggak kok lagi males pulang aja. Lagian di rumah kayak neraka." jawab Caesar.

"Hah? Neraka?" tanya Neza kebingungan.

"Iya Nez, aku kan selalu salah kalau di rumah." sahut Caesar.

"Udah Sar sabar ya, aku yakin orang tuamu cuma ingin yang terbaik buat kamu kok." ujar Neza yang sudah mengetahui masalah temannya itu.

"Hmm...thanks banget, Nez!" sahut Caesar.

"Oke! Eh Sar, akhir-akhir ini lu sering bawa kertas sama pensil mau nulis apasih?" tanya Neza kembali.

"Oh...itu...cuma iseng coret-coret aja kok Nez, kenapa?" jawab Caesar.

"Coret-coret kok terusan?" tanya Neza yang semakin penasaran.

"Ehmm...ya...emang...kalo lagi bosen aku emang suka gitu kok." jawab Caesar kembali.
Neza hanya mengangguk-anggukan kepalanya yang seolah mempercayai  perkataan Caesar, namun sebenaranya Neza masih curiga dengan kelakuan temannya itu akhir-akhir ini.

"Kenapa Nez? Pulang aja yuk!" ajak Caesar.

"Ehmm..nggak kenapa-kenapa Sar, ayok!" jawab Neza yang menyetujui ajakan Caesar, mereka berdua bergegas untuk menuju rumah bersama-sama.

Home hell home. Itulah kata-kata yang selalu ada di pikiran Caesar saat berada di rumah. Lagi-lagi belum ada sepuluh langkah kakinya melangkah di rumah, Caesar langsung mendapat omelan dari mamanya.

"Ya ampun Sar...darimana aja kamu?!! Harusnya pulang sekolah udah daritadi, mama nggak mau kamu jadi cowok jalanan!" omelan Mama Caesar.

Caesar hanya diam dan tidak menggubris omelan yang kesekian kalinya dilayangkan mamanya itu. Ia terus melangkah menuju kamarnya.

"Jawab Sar, darimana aja kamu?!! Jangan diem aja!"

Caesar tetap diam, ia langsung masuk dan mengunci pintu kamarnya. Di dalam kamar, seperti biasa Caesar hanya bisa meneteskan air matanya. Ia mulai merasa tidak kuat dengan perlakuan mamanya itu.

Malam harinya, seperti biasa diadakan makam malam bersama keluarga. Lagi dan lagi Caesar dibanding-bandingkan kembali dengan kakaknya.

"Caesar, kamu ini udah kelas XII, harusnya kamu punya banyak waktu buat belajar nggak cuma ngurusin JKT48. Mereka artis, kamu siapa?!!" omel Mamanya.

Sementara Caesar tetap diam dan melanjutkan makannya.

"Caesar! Kenapa kamu diam saja?!!" bentak Mamanya.

"Udahlah, Ma! Jangan bicara kasar seperti itu, kasihan Caesar. Dia pasti punya usaha sendiri, Ma!" sahut Bianda yang sudah mulai tidak tega melihat adiknya dibentak-bentak.
'
"Usahanya sangat lamban, nggak kayak kamu, Bi! Setiap ditanya selalu diam saja, entah apa yang dia pikirkan." ujar mamanya.

"Bianda ingin menjadi dokter sejak SD dan sekarang impiannya sudah terwujud. Caesar kamu harusnya sudah mulai berpikir tentang masa depanmu." ujar mamanya.

"Bisa tidak?" tanya mamanya seolah-olah meremehkan Caesar.

Caesar yang sudah mulai tidak tahan dengan perkataan orang tuanya, langsung meletakkan sendok yang ia pegang, kemudian beranjak meninggalkan meja makan dan lari menuju kamar.

"Mama keterlaluan!" bentak Bianda sambil berusaha mengejar adiknya.

Tok! Tok! Tok!!!

"Dek, ini kakak...maafin kakak ya? Gara-gara kakak..."

"Udah cukup kak, kakak nggak salah, aku yang emang nggak berguna...nggak ada untungnya aku hidup kak, bisanya cuma nyusahin!" sahut Caesar memotong perkataan Bianda.

"Dek, kamu jangan bilang gitu...kakak mau cerita, kakak boleh masuk?" tanya Bianda.

"Nggak usah kak, aku nggak pantes lagi disini, mungkin ini waktunya orang nggak berguna kayak aku ini udah nggak ada di dunia lagi...Maafin Caesar kalo selama ini ada salah sama kakak..." ujar Caesar.

"Dek kamu mau ngapain sih?" tanya Bianda yang mulai curiga

"Jaga mama baik-baik ya kak..." ujar Caesar kembali.

BRAAAAAKKKKKK!!!

Bianda mendobrak pintu kamar Caesar, ia sangat terkejut melihat adiknya sedang menggenggam silet. Dengan sigap, Caesar langsung berlari dan langsung memegang kedua tangan Caesar.

"Sar...apa-apaan kamu ini? Nggak ada gunanya kamu ngelakuin kayak gini! Aku kakakmu, aku nggak suka punya adik yang mudah putus asa kayak gini!" bentak Bianda.

"Lepasin kak! Biarin Caesar mati, orang bodoh kayak Caesar udah nggak pantes hidup di dunia lagi kak!" ujar Caesar sambil menangis.
Bianda berhasil mengambil silet dari tangan Caesar.

PLAAAAAKKK!!

Telapak tangan Bianda melayang di pipi Caesar.

"Lihat kakak dek! Dari bayi mama udah ngerawat kamu sampai bisa sebesar ini, kenapa kamu sia-siain gitu aja? Harusnya kamu buktiin sama mama kalo kamu bisa meraih sesuatu yang besar. Sesuatu yang besar nggak harus dari bidang akademik dek, kakak janji bakal bantu usaha yang kamu lakukan sebisa kakak! “ jelas Bianda.

“Maafin Caesar kak, Caesar janji nggak akan ngulangin lagi…” ujar Caesar sambil menangis dan memeluk erat kakaknya itu.


Dari situlah Bianda mulai memiliki kewajiban untuk membantu usaha adiknya, walaupun secara diam-diam. Ia bekerjasama dengan Neza untuk memantau apa saja yang sering Caesar lakuin di sekolah.

“Gimana Nez, Caesar suka ngapain aja kalau di kelas?” tanya Bianda.

“Hmm…akhir-akhir ini dia suka nulis nggak jelas di kertas, kak!” ucap Neza.

“Udah itu aja?” tanya Bianda kembali.

“Ehmm…oh iya…dulu Caesar juga pernah curhat kalau dia punya temen yang jadi member JKT48 sekarang kak, katanya dia pengen banget ngobrol lagi sama orang itu.” jelas Neza.

“Oh jadi gitu, kalau aku prediksi dia nulis semacam “fan fiction” buat orang itu. Coba nanti aku lihat lagi kalau di rumah, makasih udah bantu Nez!” sahut Bianda.

Bianda mulai mengerti apa yang dilakuin adiknya selama ini. Ternyata benar, Caesar yang dulu sama sekali tidak suka dengan yang namanya menulis, kini telah berbalik 360áµ’ karena member JKT48 tersebut. Namun setelah menulis itu semua, tidak Caesar simpan malah dibuang di sampah kamarnya. Mungkin Caesar berpikir itu semua sia-sia dan tidak mungkin lagi di baca oleh Beby. Bianda berencana mengumpulkan tulisan-tulisan yang Caesar buat itu dan menjadikannya sesuatu yang besar dan berguna untuk adiknya.

Waktu terus berjalan, kini Bianda sudah mengumpulkan kira-kira 100 kertas yang penuh dengan tulisan adiknya itu. Semua tulisannya berhubungan dan memiliki alur menarik jika dibaca, ada ciri khas tersendiri dalam tulisan itu. Namun, sebulan lagi Bianda dipindah kerjakan di luar negeri. Hal itu tidak membuat Bianda mengingkari janjinya sendiri untuk Caesar.

Hari itu pun tiba, Bianda yang sudah di bandara berpamitan kembali melalui ponsel dengan adiknya yang juga akan berangkat sekolah.

“Dek, kakak pergi dulu ya, kakak yakin setelah ini kamu jadi orang hebat…” ujar Bianda.

“Maksudnya kak?” tanya Caesar penasaran.

“Udah..kamu berangkat gih, buktiin kalau kamu diam tapi ternyata kamu orang yang punya bakat, kakak pergi dulu ya, jangan lupa jaga mama baik-baik!” sahut Bianda.

“Hmm…iyadeh kak, hati-hati ya disana, sering-sering juga kasih kabar!” ucap Caesar.

Caesar pun bergegas untuk berangkat ke sekolahnya. Sampainya di depan kelas, tiba-tiba…

“Caesar! Aku udah beli novel kamu loh!” teriak teman Caesar.

“Iya Sar, kamu hebat banget ternyata…” teriak teman yang lain.

“Hah? Buku apa ini? Aku…..” tanya Caesar yang terpotong setelah mendengar nada SMS di HP-nya berdering.

From: Bianda Wijaya (Kakak)
Halo adekku tercinta! Gimana? Udah jadi orang hebat belum? Hehehehe…
Maafin kakak ya, kakak suka ambilin coret-coretan di sampah kamarmu :p
Kamu jago banget sih nulisnya, jadinya kakak ngumpulin semua itu & kakak jadiin novel, eh ternyata ada penerbit yang mau sama tulisan itu…yaudah pas! :D
Kakak udah nepatin janji kakak lho :p
Oh iya…Beby itu siapa hayooo? Kok tulisanmu isinya Beby semua? Ciyeee ciyeeee :p
Udah ya kakak mau bobok di pesawat dulu, ngantuk…
Adek kecil sekolah dulu biar pinter (nulis), HAHAHAHAHA! :**

“Beby itu…sosok wanita yang pernah hadir dalam dunia nyataku, namun ia memilih untuk tinggal di dimensi paralel bersamaku sekarang…” gumam Caesar sambil meneteskan air mata.

Mulai saat itulah Caesar menjadi penulis muda terkenal, bahkan bukunya sudah dibaca oleh seluruh member JKT48 khususnya Beby. Selain itu, ia juga telah menunjukkan mamanya kalau sukses tidak hanya dalam bidang akademi saja.

Hari demi hari berganti.

"Caesar, ini ada kiriman surat buat kamu!" teriak Mamanya dari teras.

"Surat dari siapa, Ma?" tanya Caesar.

"Nggak tau, ini buka aja." suruh Mama.

Tanpa berpikir lama, Caesar pun membuka surat yang dilapisi amplop merah hati itu. Ternyata, surat itu dari SMP Caesar di Bandung yang akan mengadakan reuni angkatannya besok lusa. Caesar membaca surat itu semakin ke bawah. Dan suatu hal yang membuat Caesar terkejut saat ia membaca tulisan "Present: JKT48". Entah mengapa yang ada dalam pikirannya saat itu hanyalah Beby. Malam harinya Caesaer langsung packing untuk pergi ke Bandung besok pagi.

***

Acara yang ditunggu-tunggu pun dimulai. Satu per satu panitia memberi sambutan meriah saat itu. Setelah sambutan selesai dilanjutkan perform pertama dari JKT48. Mata Caesar hanya tertuju pada Beby, dia semakin terlihat dewasa dan bersinar. Perform pertama pun selesai.

 Jam demi jam berlalu. 

"Semakin malam ya. Sekarang saatnya buat menunjukkan karya kalian! Boleh berupa puisi, nyanyian atau apapun. Yang berani langsung angkat tangan ya...Dibatasi hanya 5 orang!" ucap pembawa acara tersebut.

Semula, Caesar berpikir ingin berpuisi dan didedikasikan untuk Beby. Karena terlalu lama berpikir, 5 orang pun sudah terpilih tidak termasuk Caesar. Caesar kecewa, ia sangat ingin menunjukkan kepada Beby bahwa ia masih menunggunya. Hingga akhirnya, saat karya terakhir selesai dan JKT48 sudah siap untuk perform terakhirnya, Caesar memberontak naik ke panggung. Tapi saat itu juga, Caesar ditarik untuk turun panggung oleh security. Tiba-tiba...

"Lepaskan dia, Pak! Biarkan saja dia melakukannya..." ucap Beby yang tiba-tiba ada di belakang Caesar. Caesar pun terkejut, tidak disangka dia masih mengingatku. Hingga akhirnya, Caesar diizinkan untuk membawakan sebuah puisi di atas panggung itu. Terlihat Beby menyemangati Caesar, tanpa ada persiapan apapun, kata demi kata terlontarkan dari mulut Caesar tanpa ia sadari dan membuatnya meneteskan air mata kembali untuk Beby…
  
Di reuni itu, setelah sekian lama
Kau duduk di sebelahku
Yang benar, yang paling ingin kutemui
Cinta yang tak berbalas itu

Kau memanjangkan rambut
Dan menjadi dewasa
Dirimu sangat bersinar

Dua kali jatuh cinta
Di lubuk hatiku yang dalam
Waktu tertidur pun membuka mata
Ah...
Ketika engkau tersenyum
Hatiku menjadi sakit
Aku tak mampu berkata

Setelah upacara kelulusan usai
Kita tinggal di ruang kelas
"Selalu, selalu menjadi teman ya"
Kita semua mengikat janji

Dirimu yang terkunci
Di dalam kenangan
Sekarang bangkit kembali

Dua kali jatuh cinta
Sama seperti sebelumnya
Debar yang nostalgik kembali terasa
Ah...
Setiap bertemu denganmu
Aku akan jatuh cinta
Sampai berapa kalipun

Dua kali jatuh cinta
Di lubuk hatiku yang dalam
Waktu tertidur pun membuka mata
Ah...
Ketika engkau tersenyum
Hatiku menjadi sakit
Aku tak mampu berkata

-OoO-


Waktu tetap masih terus berjalan, hingga Caesar dinyatakan lulus dari SMA-nya.
Liburan kali ini sangat menyiksa bagi seorang Caesar Wijaya. Monoton. Setiap pagi dia hanya berkutat dengan laptopnya dan mencari informasi terbaru dari idol group favoritnya, JKT48. Dia selalu berandai-andai apabila dia tinggal di Jakarta mungkin tak akan semonoton seperti saat ini. "Long Distance Idoling" itulah yang selalu ada dalam pikirannya dan membuatnya terus berharap untuk pindah ke Jakarta agar bisa selalu dekat dengan idolanya.

Langit pun terlihat mulai gelap. Rintik-rintik hujan mengiringi tibanya senja di hari itu. Secangkir susu coklat panas menjadi sahabat Caesar di hari yang sangat monoton itu. Tangannya mulai meraih laptop hitam di atas meja belajarnya. Dengan sigap, ia juga meraih headset-nya dan langsung menancapkan ke laptopnya tersebut. AKB48 - After Rain, play! Suara lagu itu berlomba-lomba memenuhi telinga Caesar dengan volume yang keras.

Hujan pun semakin deras, Caesar masih saja berkutat dengan laptopnya. Kali ini ia membuka twitternya. Scroll mouse berkali-kali dimainkannya. Dia mulai merasa bosan, tapi dia dikejutkan dengan suatu getaran di saku celananya. Ternyata ia mendapatkan SMS dari temannya lamanya yang juga pindah di Semarang, Triyan. Inti dari SMS itu, Triyan menyuruh Caesar untuk membuka link yang baru saja dikirimkannya sekarang juga.

Rasa penasaran itu semakin menjadi-jadi di otak Caesar. Dengan cekatan ia langsung mengetikkan link tersebut ke dalam address bar di browsernya. Loading.........

"Beby Chaesara Anadila Dikabarkan Akan Graduate Dari JKT48"

Tulisan itu membuat seluruh tubuh Caesar seakan-akan kaku tak bisa bergerak. Detak jantungnya semakin cepat. Beby adalah sahabat berwujud oshimen Caesar sejak ia mengenal JKT48. Pantas saja tulisan tadi menjadikan Caesar tak berdaya seperi itu.

"Nggak mungkin! Beby nggak mungkin grad, dia perempuan kuat!" gumam Caesar sambil meraih HP-nya untuk menelpon Caesar.

"Halo, gimana Sar udah di buka link-nya?" tanya Triyan

"Bullshit! Ini semua belum fix kan?" 

"Hmm...aku sih...ntar aja bahasnya, jam 9 kita ketemuan di Kafe biasa!"

"Ah! Okelah....aku tunggu jangan molor!"

Jam menunjukkan pukul 20.45, hujan pun tak kunjung reda. Itu tak menjadi masalah untuk Caesar. Ia langsung menancapkan gas mobilnya untuk menuju sebuah kafe tempat nongkrong favorit Caesar dan teman-temannya. Tepat pukul 21.00 Caesar tiba di kafe itu. Tak lama kemudian, terlihat sosok pria mendekat Caesar. Itu Triyan. Tanpa basa-basi ia langsung membahas tentang rumor graduate Beby.

"Udah, Sar! Nyantai dulu ini masih rumor..." ucap Triyan yang berusaha menenangkan Caesar.

"Nyantai gimana? Dia sahabatku, Yan! Dulu...waktu Ochi grad juga sebelumnya ada rumor kayak gini dan akhirnya dia fix grad."

"Hmm...yaudah ntar liat dulu tweet terbaru dari Beby. Coba kamu aktifin mobile notification di HP-mu biar ntar kalo Beby ngetweet langsung ada notifikasinya."

"Oke udah, aku takut kalo dia beneran grad." ucap Caesar dengan wajah lesu.
 Tiba-tiba Caesar dikejutkan dengan notifikasi di HP-nya. Ternyata benar, Beby menyatakan akan meninggalkan JKT48 di dalam waktu dekat ini.

"Anjiiiiirrrrrr!! Ini apa-apaan? Aku kudu gimana sekarang?"

"Udahlah kamu tenang aja, lagian dulu Ghaida hampir grad dan akhirnya nggak jadi, itu semua gara-gara semangat dari fans. Daripada kamu marah-marah nggak jelas gitu mendingan kamu ngelakuin sesuatu biar Beby nggak jadi grad." ucap Triyan yang kembali menenangkan Caesar.

"Hmm...aku ada ide, aku nggak mau tau gimana caranya besok kamu antar aku ke sebuah gunung atau hutan yang ada bunga edelweis-nya!"

 "What? Mau ngapain? Gila kamu!"

"Udah anterin aja...aku gamau Beby grad!"

"Hmmm...O...o....okelahh...kalau kamu nggak sahabatku aku nggak bakal mau nganterin kamu, Sar! Ada hutan di dekat sini, tapi lumayan berbahaya. Kamu beneran mau?"

"Terpaksa mau, demi Beby!" 

***

Pagi ini sangat dingin, cuaca berawan menyelimuti langit biru di atas sana. Pagi itu juga, Caesar siap untuk menghampiri Triyan dan menuju hutan yang dijanjikannya. Tepat pukul 06.15 Caesar sampai di depan rumah Triyan dan terlihat Triyan pun sudah siap untuk mengantarkannya ke hutan tersebut.

"Ini serius, Sar?" tanya Triyan.

"Iyalah....Empat puluh delapan ribu rius malahan!" jawab Caesar sambil bercanda.

"Gila, emang kamu mau ngapain sih?" tanya Triyan.

"Rencananya, aku mau ngeliatin ke Beby perjuangan kita buat mendapatkan bunga edelweis di hutan itu. Nah, karena itu aku bawa handycam buat ngrekam gimana prosesnya. Kalo kita berhasil, ntar kita langsung meluncur ke Jakarta buat ngasih rekaman, bunga edelweis dan sedikit fanletter yang aku buat tadi malam sebagai gift buat Beby. Harapanku ini bisa menyadarkan Beby bahwa fans juga berjuang untuk men-support idolanya, semoga dia mengerti itu." jelas Caesar secara detail.

Setelah lama mereka ngobrol di dalam mobil, hutan yang menjadi tempat tujuannya pun mulai terlihat. Mereka memakirkan mobilnya di rumah orang sekitar hutan tersebut.

"Maaf, Pak...kita boleh nitip mobil disini?" tanya Triyan dengan pemilik rumah.

"Siapa kalian? Mau kemana?" pemilik rumah itu membalik bertanya.

"Hmm...saya Triyan, ini temen saya Caesar. Kita mau cari bunga edelweis di hutan itu buat penelitian." ucap Triyan sedikit berbohong.

"Oh ya, silahkan! Tapi hati-hati ya, hutan itu berbahaya, banyak orang masuk hutan itu dan tidak bisa keluar lagi." ucap pemilik rumah itu.

"Iya...pasti Pak, kita bisa jaga diri kok! Lagian temen saya ini di SMA ikut ekstrakulikuler pecinta alam!" sahut Caesar.

"Hussss....!!!" sahut Triyan sambil menginjak kaki Caesar.

"Yaudah...selamat berpetualang!" ucap pemilik rumah kembali.

Dengan sigap, Caesar langsung menurunkan peralatan-peralatan yang akan ia gunakan saat berada di hutan itu. Ia berpikir semuanya sudah lengkap dan ini saatnya memulai perjuangannya. Handycam yang terbelit di tangan Triyan, selalu fokus pada apa yang dilakukan Caesar.
Berjam-jam mereka tidak menemukan bunga yang diinginkannya. Matahari pun mulai terbenam, Caesar masih terus keras kepala untuk melanjutkan pencarian bunga itu. 

"Sar, gimana kalo kita istirahat dan membuat tenda dulu disini?" tanya Triyan.

"Aduh, nanggung Yan...kita nggak punya banyak waktu." jawab Caesar.

"Nanggung gimana? Ini udah jam 10 malam, Sar!" bentak Triyan.

"Emm...iya...iyadeh Yan, maaf...kita istirahat & buat tenda dulu disini." jawab Caesar agak ketakutan gara-gara bentakan Triyan tadi.

Akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan pencarian bunga edelweis esok hari. 

Pukul 04.45 Caesar mulai terbangun dan pikirannya tetap masih mengarah ke bunga edelweis. Akhirnya, Caesar membangunkan Triyan untuk melanjutkan perjalanan mencari bunga tersebut. 
Masih seperti hari kemarin, berjam-jam mereka mencari tak ada hasilnya. Senja pun mulai tiba kembali. Triyan mulai putus asa.


"Sar, semua ini sia-sia, kita nggak akan nemuin bunga itu." ucap Triyan

"Kamu kenapa sih, kalo nggak mau ikut aku cari bunga itu ngomong aja?" tanya Caesar

"Hmm bukan gitu, bunga edelweis semakin langka, mungkin di hutan ini udah nggak ada lagi...."

"Aku yakin masih ada bunga itu disini! Kalo nggak niat, kamu pulang aja Yan, tunggu aku di rumah nanti!"

"Sar, stok makanan kita udah habis! Kamu kenapa sih, semenjak kenal JKT48 malah jadi keras kepala gitu? Kemana kamu yang dulu?" tanya Triyan.

"Hah? Aku yang dulu? Dulu aku manja, you know? Semenjak aku kenal JKT48, aku bisa lebih tau arti perjuangan! Aku keras kepala? Iya, aku seperti itu karena aku nggak akan menyerah untuk sesuatu yang belum tercapai! Aku berusaha untuk tetap melangkah di jalan yang aku pilih!" bentak Caesar dengan meneteskan air mata dan membuat Triyan terdiam membisu.

Di tengah obrolannya, Caesar dikejutkan oleh sesuatu di sebrang sungai dalam sungai itu. Bunga yang ia cari-cari akhirnya ada tepat di depan matanya. Namun, ia harus menyebrangi sungai yang luas itu. Walaupun gelap, dalam dan arusnya deras, Caesar tetap nekad untuk menyebranginya seakan-akan ia memiliki ratusan nyawa.

"Sar, itu aliran sungainya deras banget, kamu beneran gila apa gimana sih? Aku sahabatmu, aku nggak mau kamu kenapa-kenapa!" ucap Triyan.

"Yan, aku tau...kamu sahabat terbaikku...tunggu aku di sini, kita bisa berjalan sejauh ini...jadi aku yakin aku bisa kembali dan berangkat ke Jakarta bersamamu besok. Kita berjuang bersama-sama ya." ucap Caesar dengan tersenyum.

"Hmm...aku percaya kamu, hati-hati, Sar!" ucap Triyan sambil meneteskan air mata.

Dengan berani, Caesar langsung menyebrangi sungai itu. Akhirnya, terlihat di sebrang sungai Caesar berhasil mengambil bunga itu dan memasukannya ke kantong plastik. Saatnya Caesar kembali untuk bertemu sahabatnya lagi. Namun, saat ia menyebrang untuk kembali, aliran sungai terasa semakin deras.

Caesar memutuskan untuk melemparkan bunga itu dulu ke Triyan. Sedikit lagi ia sampai. Tiba-tiba...

KRAKKKK!!

Kaki Caesar menginjak sebuah batu yang licin dan membuatnya terjatuh. Triyan yang sedang merekam dengan handycam panik, ia langsung bergerak untuk menyelamatkan sahabatnya. Tapi...sia-sia sudah, Caesar hanyut terbawa aliran sungai itu dan hilang.

"CAESAAAAAAAAAARRRRRR!!!"

Triyan tak tau harus berbuat apa, ia berlari menuju jalan keluar hutan itu. Akhirnya, ia berhasil keluar hutan itu dan meminta bantuan warga sekitar untuk mencari Caesar. Keluarga Caesar pun sudah datang di TKP. Tetap saja, Caesar tidak ditemukan. Triyan hanya bisa menyesali itu semua. Saat itu juga, Triyan berniat untuk mewujudkan mimpi Caesar. Ia menancapkan gas mobilnya dan langsung meluncur ke Jakarta.

***

Gift untuk Beby sudah siap. Caesar menitipkannya ke security dan memohon untuk dikirimkan ke Beby sekarang juga. Saat itu Beby sedang istirahat untuk latihan terakhir sebelum melakukan theater show terakhirnya.

"Beby, ini ada kiriman buat kamu." ucap security.

"Oh ya, makasih Pak!" jawab Beby.

"Beby ini kan, terakhir kali kamu ada di JKT48, nah coba buka dong gift-gift dari fans kamu, mungkin bisa buat kamu semangat." ucap Kinal sang kapten.

"Iya...ayo dibuka!!" sahut member-member lainnya.

"Iya deh iya..." jawab Beby.

Akhirnya, Beby membuka gift pertamanya yang ada di tangan. Itu gift dari Caesar. Beby sangat penasaran, kenapa di depan terlulis nama "Alm. Caesar Wijaya" ? Setelah dibuka, Beby dikejutkan oleh benda-benda di dalamnya. Bunga edelweis, sebuah handycam dan sebuah kertas kecil. Kertas itu adalah tulisan Caesar yang isinya:

Halo Beby....gimana kabarmu?
Pasti baik kan? :)
Kamu tau nggak sih, kalo aku udah nyimpen perasaan suka sama kamu sejak SMP?
Kamu mau grad ya?
Aku sedih banget dengernya...
Seberapapun lelah, letih, lemas dan lesunya kamu,
Harus tetap bersemangat!
Aku aja semangat lho terus support kamu...
Katanya JKT48 kan kayak bayi yang baru merangkak ya?
Nah, semoga kita bisa berjuang bersama-sama,
Agar bayi itu bisa berkembang dan berlari kencang :)

Oh iya, pasti kamu bingung kenapa ada bunga edelweis?
Coba liat video yang aku kasih deh,Itu aku dapetinnya susah lho...
Hmm...maaf ya kalo kamu bosen baca coretanku ini,
Kamu pasti tau harapanku kok...
Jangan lupa sama fans "LONG DISTANCE IDOLING"
Buat ketemu sama kamu aja butuh perjuangan lho mereka...

Thanks Beby Chaesara Anadila,
Teruslah menjadi oshimen sekaligus sahabatku <3



From: Caesar Wijaya


           
"Teman-teman...." ucap Beby sambil menangis.
                  
"Kamu kenapa Beby?" tanya Shania.

"Coba liat surat ini dan video ini." jawab Beby.

Setelah semua member melihat surat dan video dari seorang Caesar Wijaya, mereka langsung meneteskan air mata.

"Andaikan dia tahu ya,  kalau waktu itu kamu nitip sesuatu ke Papanya..." ujar Gaby dengan menepuk bahu dan menghapus air mata Beby.

Ternyata sejak dari SMP Beby juga sudah menyimpan rasa suka dengan Caesar dan yang ia sesali adalah saat ia menitipkan suatu kertas kepada Papa Caesar untuk diberikan Caesar saat sudah sampai Semarang. Namun takdir tidak mengijinkannya, kertas itu hilang saat kecelakaan yang menimpa Caesar waktu itu.


"Aku memutuskan untuk tidak grad hari ini, aku pengen berjuang lebih lama lagi dengan kalian. Aku ingin mewujudkan mimpi Caesar." ucap Beby yang belum berhenti menangis itu.




"Beby Chaesara Anadila Dikabarkan Batal Graduate Dari JKT48"

-THE END-
(Inspired by. Beby Chaesara Anadila)


BERHARAP SEORANG BEBY CHAESARA ANADILA MEMBACA CORETAN INI :)

*nb: komentar kalian sangat saya butuhkan agar bisa lebih baik untuk karya selanjutnya, jadilah blogger yang baik dengan meninggalkan jejak, thanks before~

Thursday 4 July 2013

The Sleepwalking (Part 4)



            Waktu terus berjalan, persahabatan mereka sepertinya semakin solid saja. Ketika itu, Caesar menghadapi masalah. Ayahnya yang sudah lama memiliki penyakit stroke, kini terbaring lemah di ICU. Selama 2 bulan Caesar sudah vakum dalam band. Tetapi, Hegar dan Rica selalu menyemangatinya karena mereka tau kalau Caesar itu tegar dan tak mudah putus asa meski menghadapi cobaan terberat sekalipun.
            Keesokan harinya, ayah Caesar yang berada di ICU tersebut dinyatakan kritis oleh dokter. Akhirnya, tepat pukul 3 dini hari ayah Caesar sudah dipanggil menghadap Allah SWT. Caesar tetap tegar, ia tak mengeluarkan setetes air mata pun walaupun hatinya menangis. Ia tetap tersenyum kepada dunia yang mungkin tidak adil untuknya saat ini.
            Dan kata-kata ayah Caesar sebelum meninggal yang Caesar selalu ingat yaitu "Jadilah, diri sendiri. Tetap berusaha dalam menghadapi masalah, karena usaha itu nggak akan pernah mengkhianati. Jalan untuk meraih mimpimu masih terbentang jauh, yang terpenting adalah niat. Niat itu awal keberhasilan. Kamu ingin jadi musisi kan? Musisi yang baik nggak hanya pintar bermain musik, tetapi juga harus pintar dalam mengendalikan diri dan emosi. Karena musik berasal dari pelampiasan emosi yang sudah diolah oleh masing-masing individu."
           Richa dan Hegar yang berada di samping Caesar selalu berusaha menghiburnya, tetapi Caesar tidak ingin melihat mereka larut dalam kesedihannya. Meskipun begitu, mereka bertiga adalah sahabat, apa yang menimpa salah satu dari mereka adalah juga apa yang mereka rasakan. Bila bahagia dan tertawa itu bersama, maka bersedih dan menangis juga haruslah bersama. Tak ada yang boleh saling meninggalkan. Bukankah begitu konsep persahabatan ?
           "Caesar, turut berduka cita ya. Meski aku nggak tau seberapa terpukulnya kamu, tapi aku yakin kamu orang yang tegar kok. Jangan berubah dari Caesar yang dulu kita punya ya. " ujar Richa dengan nada hampir menangis
           "Iya kawan, yang tabah ya!" sambung Hegar
           "Thanks ya, kalian sahabat terhebat yang pernah aku punya. Iya Richa, emang aku berubah? Nggak juga kan? Aku tau kok apa yang harus aku lakuin, kalian tenang aja." jawab Caesar seakan membalikan suasana.
           Setelah kejadian yang menimpanya, Caesar selalu ingin membuktikan perkataan ayahnya. Caesar ingin membuktikan kalau Caesar akan menjadi musisi yang sukses kelak. Ia ingin membuktikan dirinya mampu meski ia harus melewati segala macam rintangan didepannya, ia yakin ia mampu, karena dengan dua sahabatnya itu ia tak sendiri.

-OoO-

               Sebulan berlalu, seperti biasa Caesar, Hegar & Richa nge-band di studio musik milik orang tua Richa dengan gratis, tentu saja. Mereka berniat untuk membuat lagu karena mereka sepertinya sudah bosan untuk meng-cover lagu-lagu orang lain. Dengan usaha yang keras, akhirnya mereka berhasil menulis lirik lagu yang berisi motivasi kehidupan yang akan diiringi dengan genre Groove Jazz. Seperti biasa, Hegar yang selalu pertama untuk ingin memberi nama. Setelah ia memberi nama band dengan sebutan "The Greenhill" tetapi tidak disetujui oleh kedua sahabatnya karena lebih memilih "The Sleepwalking", sekarang ia juga ingin memberi judul lagunya yaitu "Nothing is Impossible". Akhirnya, Caesar dan Richa hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai tanda kalau mereka setuju. Mereka memilih untuk mengiyakan dan menghindari perdebatan dengan Hegar karena hal itu akan sia-sia, Hegar akan tetap dengan idenya. Begitulah....
              Keesokan harinya....
              Suasana sore hari setelah pulang sekolah yang kelam mengiringi perjalanan Hegar dan Caesar yang berencana untuk langsung pergi ke studio musik Richa.
Di sepanjang perjalanan, Hegar selalu berceloteh tidak jelas kepada Caesar. Maksudnya adalah untuk menenangkan hati Caesar yang belum lama ini sudah ditinggal pergi oleh ayahnya. Lagian, siapakah orang yang merasa senang jika melihat sahabatnya berlarut dalam kesedihan.
              Air mulai turun dari langit dan seketika itu juga langsung membasahi jalan yang akan mereka lalui. Akhirnya Hegar mengajak Caesar untuk berteduh di sebuah rumah makan untuk sementara.
              Sambil berteduh Hegar mengajak Caesar untuk beristirahat sejenak sambil mencicipi beberapa menu yang ada di rumah makan itu.
              “Udah tenang aja kali ini aku yang akan bayarin” Kata Hegar berusaha menenangkan Caesar yang terlihat murung, “Aku tau kok, kamu lagi pingin nabung kan?”
Wajah Caesar yang awalnya murung langsung terlihat membaik setelah mendengar perkataan dari Hegar. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk memesan susu coklat hangat dan semangkuk bakso.
              Bakso yang telah mereka makan ternyata membuat suasana diluar dan didalam terlihat sangat contras, meskipun bakso mereka sudah habis tetapi ternyata hujan di luar urung berhenti untuk bertamu kelain tempat.
              Sementara itu Hegar langsung mengeluarkan HP dari kantong celananya dan seperti orang yang sok sibuk ia langsung menggerakan jari-jemarinya dengan cukup cepat. Sedangkan Caesar daritadi hanya melihat sekeliling rumah makan sambil memegangi mug susu coklatnya.
               “Hegar, coba kamu liat poster itu.” Ujar Caesar sambil menunjuk sebuah poster yang ada di ujung ruang makan tersebut.
               “Yang mana?” Tanya Hegar kebingungan.
               “Yang itu, yang warnanya biru itu.”
               “Ohh, yang itu, kenapa emangnya?” Tanya Hegar sambil membalikkan badan dan menatap Caesar.
               “Coba saja kamu baca baik-baik dan melihat tulisan besar yang terpampang di bagian atas poster itu.” Jawab Caesar, sambil mengajak Hegar menuju tempat poster itu tertempel.
               Mereka berdua membaca isi poster tersebut dan mencoba memahami maksudnya. Memang sih posternya menggunakan bahasa inggris jadi lumayan susah untuk dimengerti.
               “Kontes musik tingkat nasional, khusus pelajar yang berbakat bermain musik dan..... mengaku jago nge-band.” Kata Hegar membesarkan suaranya.
               “Gimana? Ini awal yang bagus untuk band kita.”
               “Bener sih, tapi kamu yakin ingin ikut kontes ini?” Tanya Hegar dengan suara yang kurang semangat.
               “Udah deh yang penting usaha sama niat aja dulu, karena usaha itu nggak akan pernah mengkhianati. Jalan untuk meraih mimpi kita juga masih terbentang jauh, dan yang paling penting adalah niat. Dan jika kamu tau niat itu adalah awal dari keberhasilan.” Ujar Caesar yang teringat kata-kata terakhir ayahnya.
               “Oke kita coba, terus gimana sama Richa?” Tanya Hegar.
               “Ya kita coba aja supaya dia mau.” Jawab Caesar.
               “Tapi kalo dia nggak mau ikut?” Keponya Hegar mulai kambuh.
               “Kan nanti kita usahain, ingat usaha keras itu tak akan menghianati.” Jawab Caesar penuh keyakinan.
Karena cahaya matahari sudah mulai terlihat menembus langit kelam, Hegar dan Caesar memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tempat mereka akan berlabuh.
Sebelum masuk ke dalam, ternyata Richa sudah menyambut mereka dengan senang.
               “Makasih ya udah jadi dateng meskipun hujan” Kata Richa dengan suara yang cukup ceria.
               “Iya, oh iya, kamu mau ikut kontes band nggak? Tingkat nasional lhoo?” Tawar Caesar dengan suara penuh semangat.
               "Iya nih, kalo lolos bisa ke Tokyo Dome meeeeen, coba bayangin!" ujar Hegar penuh semangat
               "Kenapa, Gar? Kamu pengen ikut?" tanya Richa sambil menjejalkan d’creeps ke mulutnya.
               "Iya, tapi pendaftaran kalau bisa lolos kok mahal ya? Kurang lebih 1 bulan lagi...ah rasanya mustahil buat kita." jawab Hegar dengan penuh keputus asaan.
               "Ah kamu sukanya putus asa sebelum mencoba. Kita kan bisa kerja!" sahut Caesar untuk menyemangati.
               "Mwo!? Kerja?" kaget Richa setelah mendengar perkataan Caesar, hampir saja ia tersedak.
               "Iya kerja, kita bisa ngamen di cafe, kemaren aku liat ada lowongan di "Kopikeboen Cafe" deket rumahku. Gimana?" jawab Caesar dengan enteng.
               "Aku sih mau-mau aja, Sar. Tapi waktu satu bulan itu menurutku kurang untuk mendapatkan uang satu juta....." tanya Richa kembali.
               "Apa sih salahnya mencoba, aku kan udah pernah bilang, niat itu awal dari keberhasilan." ujar Caesar yang bermaksud meyakinkan sahabatnya.
Setelah bermenit-menit memperdebatkan hal ini hingga beberapa orang yang lewat pasti melongokkan kepala mereka ke arah ketiga remaja ini, akhirnya mereka setuju untuk mencoba kerja di Cafe tersebut. Malam itu juga mereka menuju cafe tersebut dengan maksud untuk mendaftarkan diri. Ternyata, mereka diterima dengan cukup mudah dan bisa langsung kerja besok malam.
               Keesokan malamnya, mereka langsung perform di cafe yang cukup besar itu. (panggung cafe yang kecil tidak sepadan dengan ruangan cafe yang cukup besar ini) Karena itu merupakan perform perdananya, mereka bertiga merasa grogi. Nerveous yang sangat hebat di alami oleh Hegar, tapi berkat rasa pedenya yang tinggi, hal itu dapat diatasinya. Caesar terlihat sangat calm seperti biasa dan Richa yang sudah biasa manggung dibeberapa pertunjukan musik merasa hal ini tidaklah masalah untuknya, tapi tetap saja ia merasa tidak yakin.
               Saat akan memasuki panggung kecil di kafe itu, Caesar sempat melihat Richa berdiri di sudut ruangan sedang berbicara ditelepon. Ia menunggu beberapa saat hingga gadis itu kembali, Richa sempat kaget karena tidak menyangka bahwa Caesar ada diruangan itu juga. Apakah ia mendengar pembicaraanku tadi ? tanyanya dalam hati.
Baru saja Caesar akan bertanya padanya, Richa sudah membuka suara duluan padanya.
               “Sudah siap kan ? Pasti bisa, fighting! “ katanya dengan senyum dan mengepalkan tangannya untuk menyemangati.
               Tingkahnya itu semakin membuat Caesar penasaran, ia merasa Richa tertutup dalam masalah pribadinya. Sebagai sahabat, ia ingin tau apa yang sedang dialaminya dan sebisa mungkin membantunya.
               Mereka sudah berada diatas pentas sekarang. Lagu yang mereka bawakan mengalun indah, ketiga remaja itu mulai menikmati lagu yang mereka bawakan, tapi lagi-lagi mereka tidak yakin para pendengar akan merasa begitu. Tapi, di akhir performnya, mereka dikagetkan dengan "standing applause" oleh pengunjung cafe tersebut. Bahkan, pengunjung malah meminta mereka menyanyikan satu lagu lagi bertema cinta. Akhirnya mereka setuju untuk menyanyikan lagu dari Ten2Five yang berjudul "Love is You".
               "Love is You" mengalun dengan apik tanpa cela. Dari mata, mereka dapat melihat para pengunjung tersenyum mengikuti alunan lagu itu.
               Dari sudut ruangan, Pak Evan tersenyum puas dengan aksi anak muda yang baru bergabung dengan kafenya itu.
               Sebulan berlalu dengan cepat, semakin hari semakin banyak saja pengunjung yang mendatangi kafe itu. siapa lagi yang ditunggu-tunggu kalau bukan trio itu. sabtu malam ini adalah hari dimana mereka mendapat gaji pertama mereka. sungguh mendebarkan. berapa rupiah kah yang akan mereka dapat setelah bekerja dengan keras sebulan ini? apakah hasilnya akan sepadan dengan pengorbanan mereka ? apakah akan sepadan dengan keringat dan usahanya selama ini demi band kecil mereka ini ? pikir Richa.
               "Selamat, kalian luar biasa!"
               "Haha, bapak terlalu memuji, itukan udah jadi kewajiban kami, Pak." ujar Richa merendah.
               "Eiiitttssss...kamu jangan merendah gitu, tau nggak...semenjak kalian kerja di kafe ini, pengunjung yang datang menjadi dua kali lipat pengunjung normal sebelumnya!"
               "Wow, pengunjungnya ada yang naksir sama aku nggak ya Pak kira-kira ?" celetuk Hegar.
               "Hadeeeeeh, kalo jomblo terima aja deh! Hahahahaha...." sahut Caesar
               "Husssshhh, udah-udah kalian ini...." sahut Richa untuk menenangkan.
               "Hahaha dasar anak kecil, ini sebagai tanda terima kasih Bapak buat kalian bertiga, honor kalian Bapak gandain!"
               Gandain ? Macam dukun aja pake istilah nggandain Bos mereka ini. Meski gaji mereka sudah dihitung dan kata Pak Manager honor mereka sudah digandakan, namun tetap saja itu tidak mencukupi untuk uang pendaftaran. Satu persatu dari mereka tertunduk lesu. Namun tiba-tiba Caesar berseru seperti mandapatkan secercah titik terang untuk masalah ini.
               "Udah nggak usah pada lesu, meski nggak cukup tapi kita bisa pake uang tabunganku kok. Mungkin cukup untuk uang pendaftarannya. Kalian nggak perlu menggantinya dengan uang, yang penting juara itu udah lebih dari cukup." Caesar mengakhiri kalimatnya dengan senyum puas.
               Kedua sahabatnya itu merasa tidak enak hati kepada Caesar, dia telah berkorban cukup banyak untuk mereka. Terlebih lagi keadaan Caesar sedang tidak baik. namun  Caesar tetap teguh dengan pendiriannya untuk menggunakan uang tabungannya itu. Ya begitulah akhirnya, mereka bisa bernafas sedikit lega karena masalah uang pendaftarannya sudah selesai. Hegar & Richa akan berusaha menepati janjinya kepada Caesar untuk bisa lolos ke final dan memenangkan kontes.