FROM A
SHADOW
By: Banon Agung Wijaya (@youthbaws48)
Sesekali hati ini bermimpi, impian yang terlihat mustahil dengan logika. Namun tidak untuk seorang Caesar Wijaya, seseorang yang memiliki berbagai kepribadian untuk menutupi karakter aslinya yang mungkin tidak perlu untuk publik ketahui. Mimpi itulah awal perjalanan Caesar untuk memusnahkan logika dalam otaknya.
Caesar Wijaya, seseorang yang lahir dari keluarga broken
home. Sejak berumur 3 tahun, mama dan papanya cerai. Ia memiliki seorang kakak perempuan
yang sangat cerdas dalam bidang akademik, sebut saja Bianda Gellaksia Wijaya. Hal
itulah yang membuat Caesar menjadi bahan perbandingan otak oleh mamanya. Namun
hal itu tidak membuat Bianda besar kepala, ia malah selalu tidak enak hati
dengan adiknya. Kini kehidupan mereka sudah tak saling menyentuh. Caesar
tinggal dengan papanya, sedangkan Bianda tinggal dengan mamanya.
Waktu terus berjalan, sekarang Caesar duduk di kelas 3 SMP
di Semarang. Mulai dari situlah awal Caesar merasakan cinta saat remaja atau
biasa disebut cinta monyet. Beby Chaesara Anadila, seorang wanita yang
tiba-tiba hadir dalam kehidupan Caesar. Hampir tiga tahun mereka sekelas, tidak
bisa dipungkiri Caesar menyimpan perasaan suka dengan Beby. Waktu terasa begitu cepat apabila sedang berdua dengannya.
Senyumnya yang manis selalu menghiasi raut wajahnya.
Titik-titik hujan menghiasi jendela ruang kelas, pelangi
yang samar-samar akan hilang seperti memberikan senyuman terakhir pada hari
itu. Bel istirahat berbunyi, jemarinya yang beberapa jam tadi bercumbu dengan
bolpoin, kini mengalihkan gerakannya ke dalam tas dan mulai meraih sebuah
laptop. Seperti biasa, laptop berwarna hitam itu tidak pernah absen berada di
atas meja Caesar saat istirahat. Wifi kelaspun menjadi santapan sehari-hari
Caesar saat teman-temannya memanjakan perutnya di kantin sekolah. Bukan, bukan
tugas yang dicarinya, melainkan sosial media yang mungkin sudah ada dalam
template otak Caesar. Entah apa yang membuat Caesar betah membolak-balikan
scroll ke atas dan ke bawah. Matanya seakan-akan seperti binatang buas yang
sedang mengintai mangsanya. Hingga bel masuk berbunyi, Caesar yang tidak
menemukan hal menarik selama istirahat tadi langsung menutup laptopnya dan
dikembalikan ke dalam tasnya.
Pelajaran Bahasa Perancis yang akan dihadapinya saat itu.
Lagi-lagi pelajaran ini seperti sudah tidak dianggapnya lagi atau bisa
dikatakan di-anaktirikan. Dengan wajah yang sudah merindukan rumah, Caesar
mengambil secarik kertas kosong dalam kolong mejanya. Kali ini Caesar bingung apa
yang harus dilakukannya dengan kertas itu. Tatapan kosong Caesar ke arah kertas
itu sesekali membentuk wajah sosok wanita, jemarinya mulai bercumbu dengan
bolpoin kembali. Tanpa disadari, Caesar menggambar sosok wanita dalam
kekosongan tadi. Gambar itu menarik perhatian Triyan, teman sebangku Caesar.
"Eh, lagi ngapain lu?" sahut Triyan
"Ha? Ehmm...Nggak ngapa-ngapain kok." jawab Caesar
dengan kaget.
"Terus itu lu gambar apa?" Triyan semakin
penasaran.
“Oh, Ehm… mungkin
bidadari dalam dimensi paralelku, eh ngawur… apa ya? Nggak cuma iseng
aja kok.” jawaban Caesar yang ngelantur ini malah selalu membuat hati Caesar
bertanya-tanya saat memandangi gambar itu.
***
***
Bulan demi bulan berganti.
Pengumuman kelulusan pun tiba, Caesar dan Beby dinyatakan lulus. Hingga saat
acara perpisahan sekolah Caesar berniat
untuk menyatakan perasaannya selama ini pada Beby.
"Beby, aku mau ngomong sesuatu nih sama kamu."
ucap Caesar.
"Iya, ngomong
aja." jawab Beby dengan memberikan senyumannya pada Caesar.
"Ehm,
sebenernya aku...."
"Eh tunggu
bentar, ada telepon!" sahut Beby memotong kata-kata Caesar setelah HP-nya
berdering. Ia berjalan sedikit menjauhi Caesar untuk mengangkat paggilan
tersebut.
Tiba-tiba, Beby berlari dan serontak tidak sengaja langsung memeluk
Caesar.
"Eh maaf banget."
kata Beby setelah sadar kalau ternyata ia memeluk Caesar.
"Nggak apa-apa
kok, kamu kenapa kok keliatannya seneng gitu?" tanya Caesar.
"Aku lolos
audisi JKT48, Sar. Aaaaaaaaaa.... aku seneng banget." jawab Beby histeris.
"Wah hebat
banget, selamat ya!" balas Caesar.
"Iya makasih,
oh iya tadi kamu mau ngomong apa?" tanya Beby penasaran.
"Ehmm...Eng...gak...kok...,
cuma mau bilang nanti kalau udah pisah, jangan lupa sama aku ya, apalagi kalau
nanti kamu jadi member JKT48." jawab Caesar berubah pikiran yang semula
ingin menyatakan perasaan pada Beby menjadi down setelah mengetahui Beby lolos
audisi JKT48, karena dalam idol grup tersebut ada golden rules dilarang untuk
berpacaran.
"Iya, aku
janji nggak akan ngelupain kamu. Oh iya, kemarin aku iseng buat sketsa wajah
anak-anak sekelas. Nah, ini aku bawa
sketsa wajahmu. Maaf kalo jelek, tapi mungkin bisa jadi kenang-kenangan."
ucap Beby sambil memberikan hasil karyanya pada Caesar.
Caesar Sketch |
"Wah ini bagus
banget, makasih ya. Maaf nggak bisa buat apa-apa buat kamu, tapi aku janji
suatu hari nanti aku akan berusaha membuat sketsa wajahmu." ucap Caesar.
"Hahahaha...iya
nggak apa-apa kok. Eh, udah malem nih pulang yuk!" ajak Beby.
Jam menunjukkan pukul 21.00, Caesar langsung mengantar Beby pulang ke rumahnya.
Di tengah perjalanan, Caesar mengatakan pada Beby kalau Caesar akan
melanjutkan sekolahnya di kota kelahiran Caesar, Semarang. Dan ternyata Beby
pun, juga akan pindah dari Bandung dan homeschooling apabila benar-benar jadi
member JKT48.
Hari demi hari pun
berganti, audisi demi audisi pun dilalui oleh Beby dengan penuh semangat.
Hingga akhirnya final audisi pun tiba.
"Beby, tetep
semangat ya! Jangan takut buat melangkah, aku akan terus di belakangmu buat mendukungmu."
ucap Caesar lewat telepon.
"Makasih
banget, Sar! Aku janji nggak bakal
ngecewain kamu kok, aku janji bisa lolos
di final audisi ini." jawab Beby.
"Ehmm...setelah
namamu dikenal banyak orang di luar sana nanti, aku takut kamu lupa sama aku." ucap Caesar
kembali.
"Sar, coba
ambil sketsa wajahmu buatanku itu. Coba lihat, di gambar itu kamu selalu
tersenyum. Kenapa? Karena gambar itu tau, bagaimana perasaan seseorang yang
menggambarnya. Aku harap kamu bisa
seperti itu, Sar." sahut Beby.
-OoO-
Caesar saudah bisa menghembuskan napas lega sekarang. Libur
panjang akhir semester sudah menanti di depan mata.
"Caesar, kamu besok libur berapa minggu?" tanya
papa Caesar.
"Dua minggu, Pah!" jawab Caesar penuh semangat.
"Mau nggak ikut Papa ke Jakarta seminggu? Kalo mau
cepet packing sekarang, besok pagi kita berangkat."
"Beneran Pah? Mau lah, Wokeeeeeeh!!"
Caesar tampak semangat sekali, sepertinya ia memang ingin
membuang jauh-jauh ingatan akan rumus-rumus fisika & matematika di
sekolahnya.
Keesokan harinya...
"Caesar bangun, kita udah sampai!" teriak Papa
Caesar
"Hah, apa Pa udah sampai? cepet banget?" tanya
Caesar setengah sadar.
"Cepet gimana? Kamu aja yang tidur terus jadi kerasa
cepet, hadeeeeh cepet bangun!"
Di sebuah apartemen milik Pak Reyhan, teman Papa Caesar lah mereka berdua menginap. Hari itu hari Minggu, Caesar ingin sekali merasakan suasana Jakarta. Tapi, Papa Caesar sedang ada urusan saat itu, sehingga Pak Reyhan menyuruh anaknya yang bernama Althea untuk menjadi teman sekaligus Tour Guide Caesar saat itu.
Pertemuan yang cukup mengejutkan antara Caesar dengan Althea
ternyata bukan pertemuan pertama kalinya. Mereka berdua sudah pernah bertemu
sebelumnya, bahkan bersahabat. Iya, Althea adalah sahabat saat TK Caesar yang
pindah ke Jakarta karena mamanya meninggal saat itu.
"Kamu beneran Caesar yang dulu selalu boncengin aku
naik sepeda pas pulang sekolah kan?" tanya Althea.
Pertanyaan singkat Althea seakan-akan mengembalikan memori
Caesar 12 tahun lalu. Air mata haru Caesar tidak dapat disembunyikannya lagi.
"Iya Al, aku Caesar yang dulu suka kamu beliin es krim
di depan sekolah, aku kangen kamu Al. Aku berharap bisa boncengin kamu naik
sepeda lagi." jawab Caesar dengan meneteskan air matanya.
"Udah cukup Caesar, sekarang bisa kok..." sahut
Althea dengan sedikit tegar mengusap air mata Caesar.
Pagi itu juga, Althea mengajak Caesar ikut Car Free Day.
Mereka pun bersepeda berdua sekaligus untuk melepas kerinduan selama 12 tahun
silam. Itulah persahabatan, meskipun bermil-mil jarak yang memisahkan, sahabat
tidak pernah terpisah karena persahabatan tidak diukur dengan jarak melainkan
dengan hati.
Malam ini rasanya berbeda, jauh lebih indah dari malam-malam
lainnya. Kembali Caesar dan Althea mengenang masa lalunya. Kali ini mereka
berdua memandangi langit penuh bintang berkedip riang, seakan-akan bintang itu
tersenyum melihat mereka duduk berdua.
"Eh lihat itu Caesar, ada bintang jatuh!" teriak
Althea sambil menunjuk ke arah bintang itu semakin menghilang.
"Wuih iya-iya, aku juga lihat, Al!" sahut Caesar
sambil merogoh dan meraih sesuatu di dalam kantongnya.
Ternyata Caesar mengambil secarik kertas kosong yang
tergambar sosok perempuan hasil tatapan kosongnya saat di sekolah waktu itu.
"Ngapain kamu, Caesar? Itu gambar siapa?" tanya
Althea penasaran.
"Gini, katanya kalo ada bintang jatuh apa yang kita
harapkan bisa terkabul kan? Nah, aku pengen ketemu sama orang yang ada di
gambar ini, Al." jawab Caesar.
"Hm...oke deh, kalo aku berharap persahabatan kita bisa
sampai selamanya." kata Althea yang mulai berkaca-kaca.
Mendengar perkataan itu Caesar langsung meraih jari
kelingking Althea dan mengaitkannya ke jari kelingkingnya erat-erat.
"Al, tatap mataku, inget kata-kataku ini! Setiap ada pertemuan pasti ada
perpisahan, tapi entah kapan. Aku selalu berdoa untukmu, kita akan bisa selalu
bersama, merintis hari esok, menuju cita-cita dan harapan kita, melewati
goresan takdir berdua, kamu dan aku, karena kamu adalah sahabatku, dan inilah
janjiku, aku akan selalu mencoba ada untukmu walau hanya dalam mimpi, kamu tak
akan pernah terhapus dalam kenanganku, karena kamu terindah. Aku bangga punya
sahabat sepertimu, Al."
Hari kedua di Jakarta.
Pagi yang cerah, di antara kicau burung dan nyanyian
hari-hari, Caesar memandangi kertas yang tergambar sosok wanita itu. Rasa
penasaran selalu menghantuinya, ia selalu bertanya-tanya kepada dirinya
senidiri siapakah sosok wanita yang ada di kertas itu.
Tiba-tiba ada suara orang lari dari kejauhan dan terus
mendekat Caesar, ternyata Althea.
"Halo Caesar!" teriak Althea sambil menepuk pundak
Caesar.
"Aduh Al, kamu ngagetin aja. Kenapa?" tanya Caesar
"Ini!" jawab Althea dengan senyuman manisnya
sambil menjulurkan kontak mobilnya ke Caesar.
"Buat apa?" tanya Caesar.
"Buat naik bajaj, hadeeeeeh!" jawab Althea sedikit
kesal.
"Ah kamu, maksudku mau kemana?" tanya Caesar yang
semakin bingung.
"Anterin aku shopping dong hehehehe." jawab Althea
cengengesan.
"Hmm..semua cewek sama aja kalo disuruh ngabisin uang
pinter banget. Yaudah ayo, lagian aku juga bosen kalo di apartemen terus."
sahut Caesar.
Akhirnya, pada hari itu mereka berdua memutuskan untuk
jalan-jalan ke FX Sudirman Mall. Di tengah perjalanan, di dalam mobil, Althea
sempat bertanya pada Caesar tentang gambar sosok wanita itu.
"Caesar, aku boleh tanya?" kata Althea.
"Boleh ajalah, ada apa Al?" jawab Caesar.
"Dari kemarin, aku selalu lihat kamu memandangi sosok
wanita yang tergambar dalam kertas itu kan, kenapa?" tanya Althea.
"Entahlah Al, aku juga bingung." jawab singkat
Caesar.
"Kenapa nggak kamu buang aja? Lagian itu cuma gambaran
aja, takutnya kamu malah terobsesi." tanya Althea kembali.
"Rasanya berat, Al. Gambar itu seakan-akan nyata dan
bayangan itu selalu ada dalam otakku, andaikan..."
"Iya udah nggak usah dibahas lagi, aku tau perasaanmu
kok, simpen aja gambar itu." sahut Althea yang memotong perkataan Caesar.
“Al, kamu mau nggak nyimpen gambar ini? Biar aku bisa lupa,
tapi jangan dibuang loh…” tanya Caesar.
“Oke, Sar! Nyantai aja kali…” jawab Althea.
Akhirnya, beberapa menit setelah berbincang-bincang di dalam
mobil, mereka pun sampai tujuannya yaitu di FX Sudirman Mall. Tidak menunggu
lama, Althea langsung menggeret Caesar ke tempat shopping tujuannya yang ada di
lantai dasar.
"Sar, aku mau ke toilet bentar nih…boleh minta tolong
antriin belanjaanku di kasir nggak?” tanya Althea.
"Ehm..iyadeh, tapi jangan lama-lama ya! Aku nggak mau
keliatan kayak bapak-bapak rumah tangga lagi belanja di mall, hahahahaha….”
canda Caesar.
"Iya iya, aku tinggal dulu bentar ya, Sar." sahut Althea.
Althea langsung menuju toilet yang berada di lantai 4 itu.
Awalnya, ia berniat untuk naik escalator, tetapi setelah melihat lift terbuka,
tanpa pikir panjang ia langsung memasukinya. Saat lift berada pada lantai 2,
pintu lift terbuka. Terlihat gadis berseragam SMA berparas manis, memasuki lift
itu. Iya, hanya ada mereka berdua di dalam lift. Althea terlihat cuek dan tidak
menghiraukannya. HP Althea bergetar, ia langsung mengambil HP itu di dalam kantongnya.
HP itu satu kantong dengan kertas yang tergambar sosok wanita buatan Caesar
itu. Tanpa disadari, kertas itu pun jatuh dari kantongnya saat lift terbuka di
lantai 4. Althea meninggalkan lift itu sambil membuka SMS dari Caesar yang
berisikan kalau ia sudah menunggunya di parkiran sekarang.
Setelah dari toilet, Althea pun menghampiri Caesar yang
tangan kirinya membawa satu kantong plastik berisikan sepatu yang Althea beli
dan tangan kanannya membawakan es krim untuk Althea. Mereka menuju mobil dan pulang.
Malam yang dingin disertai rintik hujan membuat suasana
malam itu semakin dicekam dalam kesunyian, hawa dingin mulai menyeruak dari
balik kisi-kisi jendela tempat dimana aku duduk. Malam ini serasa berbeda
dengan malam kemarin. Malam yang kelam ini melengkapi hati Althea yang sedang
gelisah. Althea yang daritadi
mondar-mandir menarik perhatian Caesar yang sedang asyik membaca novel.
"Eh,
kamu kenapa, Al? Perasaan dari tadi mondar-mandir mulu. Cari apa sih?"
tanya Caesar.
"Eh...Ehm...kamu
tau kertas itu nggak?" sahut Althea kembali bertanya.
"Loh
bukannya kemarin aku nitipin ke kamu, terus langsung kamu masukin kantong?"
tanya Caesar kembali.
"Iya,
tapi udah aku cari-cari dari tadi nggak ada, Sar." jawab Althea yang
tampak lesu itu.
"Coba
inget-inget dulu, kemarin kamu kemana aja?" tanya Caesar.
"Hah,
jangan-jangan..." Althea bergumam.
"Jangan-jangan
apa, Al?" tanya Caesar yang memotong perkataan Althea.
"Kertas
itu jatuh di lift FX Sudirman Mall, Sar!" sahut Althea sedikit teriak.
"Serius?
Ada orang di lift selain kamu nggak? Siapa tau dia nyimpen kertas itu."
tanya Caesar.
"Seingetku
ada cewek pake seragam SMA, aku sempet liat namanya, kalo nggak salah Beby
Chaesara Anadila." kata Caesar menjelaskan.
"Apaaaa?
Bener itu namanya?" tanya Caesar.
"Iya
kayaknya, emang kenapa Sar?" tanya Althea.
"Eh..ehmm..dia…dia
itu member JKT48, Al!" sahut Caesar yang sedang kaget sekaligus
merahasiakan persahabatannya dengan Beby dulu.
"Hah?
Gila, terus gimana Sar?" tanya Althea kembali yang semakin bingung.
"Oh
aku ada ide!" sahut Caesar.
Akhirnya
Althea memutuskan membantu Caesar untuk mencari kertas itu yang diyakininya
berada di tangan salah satu member JKT48 yaitu Beby. Salah satu cara untuk
bertemu dengan Beby yaitu dengan menonton theater JKT48. Tanpa pikir panjang,
mereka berdua memesan tiket untuk schedule theater JKT48 yang diadakan 3 hari
lagi. Mereka berharap, setidaknya mereka bisa masuk pada tiket general agar
tidak waiting list.
***
Hujan rintik-rintik siang itu.
Tangis gerimis dari awan yang menaungi kota Jakarta jatuh satu-satu. Suasana
itu melengkapi hati Caesar yang sedang gelisah menunggu pengumuman undian tiket
Theater JKT48 tepat pukul 12 siang hari itu. Sepuluh menit lagi jarum pendek
pada jam tepat menunjukan pukul 12, Caesar yang tidak sabar langsung membuka
laptopnya dan stay di website official JKT48. Refresh dan refresh, itulah
tombol harapannya. Caesar terus berharap agar ia menang undian.
"Caesar coba lihat!"
teriak Althea sambil menunjukan laptopnya pada Caesar.
"Alhamdulillah, kamu menang
undian, Al. Semoga aku juga..." sahut Caesar penuh harapan.
"Coba refresh sekali lagi,
siapa tau...."
"Ah...pupus sudah semua
harapanku, Al." kata Caesar memotong perkataan Althea sambil menundukan
kepala, ia kalah undian tiket.
"Sabar Caesar, kamu tidak
boleh putus asa, masih ada waiting list." sahut Althea menenangkan Caesar.
"Tapi......ya sudahlah demi
kertas itu, aku harus kuat!"
"Bagus, aku janji akan
membantumu kawan." kata Althea.
Hari terakhir di Jakarta,
perjuangan baru saja dimulai.
Waiting list, harapan terakhir
Caesar untuk mendapatkan kertasnya. Caesar rela berdiri 8 jam asalkan ia dapat
masuk Theater JKT48 dan mendapatkan kertas itu. Wajahnya pucat, tubuhnya
seperti tidak berdaya lagi, hanya kertas itulah yang bisa memacu hingga ia
dapat berdiri selama itu.
Bingo dimulai. Althea yang
memenangkan undian Theater JKT48 langsung antri di depan pintu masuk theater.
Tiba-tiba terjadi keributan di area waiting list. Seseorang terlihat tergeletak
pingsan di lantai, itu Caesar. Althea panik. Tapi, melihat Caesar sudah banyak
yang membantu, Althea tetap ingin masuk, karena ia ingin menepati janjinya
kepada Caesar untuk membantu mendapatkan kertas itu. Althea masuk pada bingo
ketiga.
Show theater sudah dimulai, Althea
masih saja gelisah dengan keadaan Caesar. Althea bingung apa yang harus ia
lakukan untuk mendapatkan kertas itu. Althea pun ingat, besok Caesar sudah
pulang ke Semarang, tidak mungkin Caesar bisa mendapatkan kertasnya lagi
apabila Althea tidak melakukan sesuatu.
Di pertengahan show, Althea
melihat Beby menjadi MC saat itu. Di dalam keheningan, tiba-tiba.....
"Beby, di luar sana ada
seseorang yang jauh-jauh cuma ingin bertemu kamu. Orang itu sedang pingsan
sekarang gara-gara WL yang nggak manusiawi itu. Dia bukan fans, tapi ada alasan
tertentu buat ketemu kamu. Dia akan pulang ke Semarang besok!" teriak
Althea yang membuat seluruh orang di dalam theater mengalihkan pandangan ke
dirinya saat itu.
Show tetap dilanjutkan, Althea
tetap menyerukan perkataan itu lagi untuk Beby. Security pun langsung
menariknya keluar dan menulis namanya dalam blacklist Theater JKT48, ia tidak
boleh menonton theater itu lagi selama setahun. Althea meneteskan air matanya,
karena ia sudah mengira usahanya saat itu sudah gagal.
Tiba-tiba seseorang datang
menghampiri Althea yang sedang diurus security tadi. Ternyata Beby, seseorang
yang Althea cari itu rela meninggalkan show demi masalah itu.
"Lepaskan dia, Pak! Dia tidak
bersalah."
"Tapi dia..."
"Sudah, lepaskan dia, biarkan
aku saja yang mengurusinya." sahut Beby dengan tegas.
Akhirnya Althea dibebaskan.
"Terimakasih Beby, maaf
banget aku udah ganggu, aku cuma ingin..."
"Ssssssttt, udah nggak
masalah, aku tau kok apa yang kamu inginkan. Dimana temanmu sekarang?"
Akhirnya Althea mengantarkan Beby
untuk bertemu Caesar yang pingsan tadi. Tetapi, Althea tidak tahu dimana Caesar
sekarang. Beby memutuskan untuk bertanya kepada security tadi dimana Caesar
sekarang. Ternyata, security tersebut menjelaskan bahwa Caesar sudah dibawa
ayahnya ke apartemen dan siap-siap pulang ke Semarang malam ini. Mendengar
perkataan itu, tanpa berpikir lama Beby menyuruh Althea untuk mengantarkan ke
apartemen itu.
Sampainya di apartemen, Althea dan
Beby melihat sebuah mobil akan keluar meninggalkan apartemen.
"Itu mobil Caesar!"
teriak Althea sambil menunjuk ke arah dimana mobil Caesar berjalan.
"Cepet kejar, Al!" sahut
Beby.
Althea langsung membanting stir
dan menghadang mobil Caesar yang sedang berjalan pelan-pelan itu. Althea
langsung keluar mobilnya dan menuju mobil Caesar yang sedang di kendarai Papa
Caesar. Beby pun mengikutinya.
"Tunggu bentar, Om! Maaf
kalau saya tidak sopan. Saya cuma ingin bicara sama Caesar sebentar saja."
"Iya nggak apa-apa,
silahkan!" sahut Papa Caesar.
Althea membuka pintu belakang
mobil Caesar. Caesar yang sedang terbaring lemah langsung berusaha bangun untuk
keluar mobil.
"Sudah sudah Caesar, kamu
masih drop, duduk aja di situ dan coba lihat siapa yang aku bawa? Aku sudah
menepati janjimu sekarang."
Caesar hanya kaget dan terdiam
saat melihat seorang Beby di depannya sekarang, ia terdiam karena ada alasan
lain.
"Maaf mengganggu, aku cuma
ingin mengembalikan ini. Waktu itu, kertas ini jatuh dari kantongmu dan aku
nggak sempat memanggilmu karena kamu meninggalkan lift begitu cepatnya."
kata Beby sambil memberikan kertas itu yang ternyata ia simpan setelah terjatuh
dari kantong Caesar.
Caesar masih terdiam. Ia langsung
mengambil kertasnya dari tangan Beby. Tidak hanya itu, ia memandangi wajah Beby
cukup lama, sepertinya ada sesuatu dengan wajah itu.
"Akhirnya aku menemukan siapa
bayangan itu, itu kamu Beby! Kamu masih inget janjiku dulu? Sekarang aku sudah
bisa menepatinya. Ambilah…ini untukmu…" kata Caesar sambil memberikan
kertas itu kembali untuk Beby.
Beby Sketch |
“Aku inget banget Sar, aku dulu udah
janji nggak bakal ngelupain kamu, Sar! Ternyata kamu masih seperti Caesar yang
dulu aku kenal.” Ucap Beby sambil meneteskan air mata. Melihat Beby yang
menangis, Caesar langsung mengusap air mata sahabatnya tersebut.
"Althea, aku tidak tau aku
harus membalas apa atas perjuanganmu, terima kasih sahabat terindahku. Tunggu
aku setelah kelulusan nanti." kata Caesar kembali yang mengalihkan
wajahnya pada Althea.
Itulah kata-kata terakhir Caesar
sebelum ia meninggalkan Jakarta dan meninggalkan sahabatnya lagi.
Di tengah perjalanan pulang ke Semarang, Papa Caesar sangat
merasa mengantuk. Ia melihat jam tangannya ternyata sudah hampir jam 12,
kecepatan mobilnya pun terus menaik. Seribu kendaraan diselipnya, sejuta
pepohonan dilaluinya. Jalan tol yang hanya lurus tak asing lagi baginya. Itu
yang membuatnya berani untuk menambah kecepatan mobilnya yang sedang Ia
kemudikan. Saat itu Rem mobil yang Ia injak mengapa tak dapat berfungsi, setir
mobil inipun tak dapat Ia kendalikan.
Ia melihat sebuah
jurang yang sebentar lagi akan Ia lewati yang mungkin sangatlah berbahaya
“jurang itu adalah jurang kematian” suara itu terdengar di telinganya tetapi
pada saat itu hanya ada Papa Caesar & Caesar yang sedang menulis sesuatu.
Dan sebuah truk yang membawa banyak angkutan itu terlihat secara tiba-tiba di
pengkolan jalan yang bertepatan di atas jurang itu.
Papa Caesar mencoba menginjak rem mobil itu tetapi mengapa
ini? Mungkin rem mobilnya ini blong dan pada saat itu Ia membawa mobilnya
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dan pada akhirnya “aaaaaaaaaaaaaaaa”
mobilnya terguling ke jurang itu. Berbondong-bondong orang terjun ke tempat
kejadian untuk menolongnya. Tetapi, apa daya...Tuhan sudah merindukan Papa
Caesar, namun belum menginginkan Caesar. Sehingga, Caesar selamat dari
kecelakaan itu namun ia ditinggal oleh sosok ayah yang sangat ia cintai untuk
selamanya. Hal itu juga memaksa Caesar untuk tinggal serumah dengan mama dan
kakaknya sekarang.
-OoO-
Tahun demi tahun berganti, Caesar sekarang sudah duduk di kelas 3 SMA di kota kelahirannya,
Semarang. Kehidupan dan karakternya sudah berbeda dengan yang dulu saat ia
tinggal serumah dengan papanya.
KRRIIINNNNGGGGG!!!
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid beranjak
meninggalkan kelas tersebut kecuali Caesar yang sedang sibuk dengan kertas dan
pensilnya. Hal itu membuat Neza teman dekat sekaligus tetangga sebelah rumah Caesar
menjadi penasaran dengan apa yang dilakukan oleh temannya itu.
"Sar, lu lagi ngapain? kok nggak pulang?" tanya
Neza.
"Hmm...enggak kok lagi males pulang aja. Lagian di
rumah kayak neraka." jawab Caesar.
"Hah? Neraka?" tanya Neza kebingungan.
"Iya Nez, aku kan selalu salah kalau di rumah."
sahut Caesar.
"Udah Sar sabar ya, aku yakin orang tuamu cuma ingin
yang terbaik buat kamu kok." ujar Neza yang sudah mengetahui masalah
temannya itu.
"Hmm...thanks banget, Nez!" sahut Caesar.
"Oke! Eh Sar, akhir-akhir ini lu sering bawa kertas
sama pensil mau nulis apasih?" tanya Neza kembali.
"Oh...itu...cuma iseng coret-coret aja kok Nez,
kenapa?" jawab Caesar.
"Coret-coret kok terusan?" tanya Neza yang semakin
penasaran.
"Ehmm...ya...emang...kalo lagi bosen aku emang suka
gitu kok." jawab Caesar kembali.
Neza hanya mengangguk-anggukan kepalanya yang seolah
mempercayai perkataan Caesar, namun sebenaranya Neza masih curiga dengan
kelakuan temannya itu akhir-akhir ini.
"Kenapa Nez? Pulang aja yuk!" ajak Caesar.
"Ehmm..nggak kenapa-kenapa Sar, ayok!" jawab Neza
yang menyetujui ajakan Caesar, mereka berdua bergegas untuk menuju rumah
bersama-sama.
Home hell home. Itulah kata-kata yang selalu ada di pikiran Caesar
saat berada di rumah. Lagi-lagi belum ada sepuluh langkah kakinya melangkah di
rumah, Caesar langsung mendapat omelan dari mamanya.
"Ya ampun Sar...darimana aja kamu?!! Harusnya pulang
sekolah udah daritadi, mama nggak mau kamu jadi cowok jalanan!" omelan
Mama Caesar.
Caesar hanya diam dan tidak menggubris omelan yang kesekian
kalinya dilayangkan mamanya itu. Ia terus melangkah menuju kamarnya.
"Jawab Sar, darimana aja kamu?!! Jangan diem aja!"
Caesar tetap diam, ia langsung masuk dan mengunci pintu
kamarnya. Di dalam kamar, seperti biasa Caesar hanya bisa meneteskan air
matanya. Ia mulai merasa tidak kuat dengan perlakuan mamanya itu.
Malam harinya, seperti biasa diadakan makam malam bersama
keluarga. Lagi dan lagi Caesar dibanding-bandingkan kembali dengan kakaknya.
"Caesar, kamu ini udah kelas XII, harusnya kamu punya
banyak waktu buat belajar nggak cuma ngurusin JKT48. Mereka artis, kamu
siapa?!!" omel Mamanya.
Sementara Caesar tetap diam dan melanjutkan makannya.
"Caesar! Kenapa kamu diam saja?!!" bentak Mamanya.
"Udahlah, Ma! Jangan bicara kasar seperti itu, kasihan Caesar.
Dia pasti punya usaha sendiri, Ma!" sahut Bianda yang sudah mulai tidak
tega melihat adiknya dibentak-bentak.
'
"Usahanya sangat lamban, nggak kayak kamu, Bi! Setiap
ditanya selalu diam saja, entah apa yang dia pikirkan." ujar mamanya.
"Bianda ingin menjadi dokter sejak SD dan sekarang
impiannya sudah terwujud. Caesar kamu harusnya sudah mulai berpikir tentang
masa depanmu." ujar mamanya.
"Bisa tidak?" tanya mamanya seolah-olah meremehkan
Caesar.
Caesar yang sudah mulai tidak tahan dengan perkataan orang
tuanya, langsung meletakkan sendok yang ia pegang, kemudian beranjak
meninggalkan meja makan dan lari menuju kamar.
"Mama keterlaluan!" bentak Bianda sambil berusaha
mengejar adiknya.
Tok! Tok! Tok!!!
"Dek, ini kakak...maafin kakak ya? Gara-gara
kakak..."
"Udah cukup kak, kakak nggak salah, aku yang emang
nggak berguna...nggak ada untungnya aku hidup kak, bisanya cuma nyusahin!"
sahut Caesar memotong perkataan Bianda.
"Dek, kamu jangan bilang gitu...kakak mau cerita, kakak
boleh masuk?" tanya Bianda.
"Nggak usah kak, aku nggak pantes lagi disini, mungkin
ini waktunya orang nggak berguna kayak aku ini udah nggak ada di dunia
lagi...Maafin Caesar kalo selama ini ada salah sama kakak..." ujar Caesar.
"Dek kamu mau ngapain sih?" tanya Bianda yang
mulai curiga
"Jaga mama baik-baik ya kak..." ujar Caesar
kembali.
BRAAAAAKKKKKK!!!
Bianda mendobrak pintu kamar Caesar, ia sangat terkejut
melihat adiknya sedang menggenggam silet. Dengan sigap, Caesar langsung berlari
dan langsung memegang kedua tangan Caesar.
"Sar...apa-apaan kamu ini? Nggak ada gunanya kamu
ngelakuin kayak gini! Aku kakakmu, aku nggak suka punya adik yang mudah putus
asa kayak gini!" bentak Bianda.
"Lepasin kak! Biarin Caesar mati, orang bodoh kayak Caesar
udah nggak pantes hidup di dunia lagi kak!" ujar Caesar sambil menangis.
Bianda berhasil mengambil silet dari tangan Caesar.
PLAAAAAKKK!!
Telapak tangan Bianda melayang di pipi Caesar.
"Lihat kakak dek! Dari bayi mama udah ngerawat kamu
sampai bisa sebesar ini, kenapa kamu sia-siain gitu aja? Harusnya kamu buktiin
sama mama kalo kamu bisa meraih sesuatu yang besar. Sesuatu yang besar nggak
harus dari bidang akademik dek, kakak janji bakal bantu usaha yang kamu lakukan
sebisa kakak! “ jelas Bianda.
“Maafin Caesar kak, Caesar janji nggak akan ngulangin lagi…”
ujar Caesar sambil menangis dan memeluk erat kakaknya itu.
Dari situlah Bianda mulai memiliki kewajiban untuk membantu
usaha adiknya, walaupun secara diam-diam. Ia bekerjasama dengan Neza untuk
memantau apa saja yang sering Caesar lakuin di sekolah.
“Gimana Nez, Caesar suka ngapain aja kalau di kelas?” tanya
Bianda.
“Hmm…akhir-akhir ini dia suka nulis nggak jelas di kertas,
kak!” ucap Neza.
“Udah itu aja?” tanya Bianda kembali.
“Ehmm…oh iya…dulu Caesar juga pernah curhat kalau dia punya
temen yang jadi member JKT48 sekarang kak, katanya dia pengen banget ngobrol
lagi sama orang itu.” jelas Neza.
“Oh jadi gitu, kalau aku prediksi dia nulis semacam “fan
fiction” buat orang itu. Coba nanti aku lihat lagi kalau di rumah, makasih udah
bantu Nez!” sahut Bianda.
Bianda mulai mengerti apa yang dilakuin adiknya selama ini.
Ternyata benar, Caesar yang dulu sama sekali tidak suka dengan yang namanya
menulis, kini telah berbalik 360áµ’ karena member JKT48 tersebut. Namun setelah
menulis itu semua, tidak Caesar simpan malah dibuang di sampah kamarnya.
Mungkin Caesar berpikir itu semua sia-sia dan tidak mungkin lagi di baca oleh
Beby. Bianda berencana mengumpulkan tulisan-tulisan yang Caesar buat itu dan
menjadikannya sesuatu yang besar dan berguna untuk adiknya.
Waktu terus berjalan, kini Bianda sudah mengumpulkan
kira-kira 100 kertas yang penuh dengan tulisan adiknya itu. Semua tulisannya
berhubungan dan memiliki alur menarik jika dibaca, ada ciri khas tersendiri
dalam tulisan itu. Namun, sebulan lagi Bianda dipindah kerjakan di luar negeri.
Hal itu tidak membuat Bianda mengingkari janjinya sendiri untuk Caesar.
Hari itu pun tiba, Bianda yang sudah di bandara berpamitan
kembali melalui ponsel dengan adiknya yang juga akan berangkat sekolah.
“Dek, kakak pergi dulu ya, kakak yakin setelah ini kamu jadi
orang hebat…” ujar Bianda.
“Maksudnya kak?” tanya Caesar penasaran.
“Udah..kamu berangkat gih, buktiin kalau kamu diam tapi
ternyata kamu orang yang punya bakat, kakak pergi dulu ya, jangan lupa jaga
mama baik-baik!” sahut Bianda.
“Hmm…iyadeh kak, hati-hati ya disana, sering-sering juga
kasih kabar!” ucap Caesar.
Caesar pun bergegas untuk berangkat ke sekolahnya. Sampainya
di depan kelas, tiba-tiba…
“Caesar! Aku udah beli novel kamu loh!” teriak teman Caesar.
“Iya Sar, kamu hebat banget ternyata…” teriak teman yang
lain.
“Hah? Buku apa ini? Aku…..” tanya Caesar yang terpotong
setelah mendengar nada SMS di HP-nya berdering.
From: Bianda Wijaya (Kakak)
Halo adekku tercinta! Gimana? Udah jadi orang hebat belum? Hehehehe…
Maafin kakak ya, kakak suka ambilin coret-coretan di sampah kamarmu
:p
Kamu jago banget sih nulisnya, jadinya kakak ngumpulin semua itu
& kakak jadiin novel, eh ternyata ada penerbit yang mau sama tulisan
itu…yaudah pas! :D
Kakak udah nepatin janji kakak lho :p
Oh iya…Beby itu siapa hayooo? Kok tulisanmu isinya Beby semua?
Ciyeee ciyeeee :p
Udah ya kakak mau bobok di pesawat dulu, ngantuk…
Adek kecil sekolah dulu biar pinter (nulis), HAHAHAHAHA! :**
“Beby itu…sosok wanita yang pernah hadir dalam dunia
nyataku, namun ia memilih untuk tinggal di dimensi paralel bersamaku sekarang…”
gumam Caesar sambil meneteskan air mata.
Mulai saat itulah Caesar menjadi penulis muda terkenal,
bahkan bukunya sudah dibaca oleh seluruh member JKT48 khususnya Beby. Selain
itu, ia juga telah menunjukkan mamanya kalau sukses tidak hanya dalam bidang
akademi saja.
Hari demi hari berganti.
"Caesar, ini ada kiriman surat buat kamu!" teriak
Mamanya dari teras.
"Surat dari siapa, Ma?" tanya Caesar.
"Nggak tau, ini buka aja." suruh Mama.
Tanpa berpikir lama, Caesar pun membuka surat yang dilapisi
amplop merah hati itu. Ternyata, surat itu dari SMP Caesar di Bandung yang akan
mengadakan reuni angkatannya besok lusa. Caesar membaca surat itu semakin ke
bawah. Dan suatu hal yang membuat Caesar terkejut saat ia membaca tulisan
"Present: JKT48". Entah mengapa yang ada dalam pikirannya saat itu
hanyalah Beby. Malam harinya Caesaer langsung packing untuk pergi ke Bandung besok
pagi.
***
Acara yang ditunggu-tunggu pun dimulai. Satu per satu
panitia memberi sambutan meriah saat itu. Setelah sambutan selesai dilanjutkan
perform pertama dari JKT48. Mata Caesar hanya tertuju pada Beby, dia semakin
terlihat dewasa dan bersinar. Perform pertama pun selesai.
"Semakin malam ya. Sekarang saatnya buat menunjukkan
karya kalian! Boleh berupa puisi, nyanyian atau apapun. Yang berani langsung
angkat tangan ya...Dibatasi hanya 5 orang!" ucap pembawa acara tersebut.
Semula, Caesar berpikir ingin berpuisi dan didedikasikan
untuk Beby. Karena terlalu lama berpikir, 5 orang pun sudah terpilih tidak
termasuk Caesar. Caesar kecewa, ia sangat ingin menunjukkan kepada Beby bahwa ia
masih menunggunya. Hingga akhirnya, saat karya terakhir selesai dan JKT48 sudah
siap untuk perform terakhirnya, Caesar memberontak naik ke panggung. Tapi saat
itu juga, Caesar ditarik untuk turun panggung oleh security. Tiba-tiba...
"Lepaskan dia, Pak! Biarkan saja dia
melakukannya..." ucap Beby yang tiba-tiba ada di belakang Caesar. Caesar
pun terkejut, tidak disangka dia masih mengingatku. Hingga akhirnya, Caesar
diizinkan untuk membawakan sebuah puisi di atas panggung itu. Terlihat Beby
menyemangati Caesar, tanpa ada persiapan apapun, kata demi kata terlontarkan
dari mulut Caesar tanpa ia sadari dan membuatnya meneteskan air mata kembali
untuk Beby…
Di reuni itu, setelah sekian lama
Kau duduk di sebelahku
Yang benar, yang paling ingin kutemui
Cinta yang tak berbalas itu
Kau memanjangkan rambut
Dan menjadi dewasa
Dirimu sangat bersinar
Dua kali jatuh cinta
Di lubuk hatiku yang dalam
Waktu tertidur pun membuka mata
Ah...
Ketika engkau tersenyum
Hatiku menjadi sakit
Aku tak mampu berkata
Setelah upacara kelulusan usai
Kita tinggal di ruang kelas
"Selalu, selalu menjadi teman ya"
Kita semua mengikat janji
Dirimu yang terkunci
Di dalam kenangan
Sekarang bangkit kembali
Dua kali jatuh cinta
Sama seperti sebelumnya
Debar yang nostalgik kembali terasa
Ah...
Setiap bertemu denganmu
Aku akan jatuh cinta
Sampai berapa kalipun
Dua kali jatuh cinta
Di lubuk hatiku yang dalam
Waktu tertidur pun membuka mata
Ah...
Ketika engkau tersenyum
Hatiku menjadi sakit
Aku tak mampu berkata
-OoO-
Waktu tetap masih terus berjalan, hingga Caesar dinyatakan
lulus dari SMA-nya.
Liburan kali ini
sangat menyiksa bagi seorang Caesar Wijaya. Monoton. Setiap pagi dia hanya
berkutat dengan laptopnya dan mencari informasi terbaru dari idol group
favoritnya, JKT48. Dia selalu berandai-andai apabila dia tinggal di Jakarta
mungkin tak akan semonoton seperti saat ini. "Long Distance
Idoling" itulah yang selalu ada dalam pikirannya dan membuatnya
terus berharap untuk pindah ke Jakarta agar bisa selalu dekat dengan idolanya.
Langit pun terlihat
mulai gelap. Rintik-rintik hujan mengiringi tibanya senja di hari itu.
Secangkir susu coklat panas menjadi sahabat Caesar di hari yang sangat monoton
itu. Tangannya mulai meraih laptop hitam di atas meja belajarnya. Dengan sigap,
ia juga meraih headset-nya dan langsung menancapkan ke laptopnya tersebut.
AKB48 - After Rain, play! Suara lagu itu berlomba-lomba memenuhi telinga Caesar
dengan volume yang keras.
Hujan pun semakin
deras, Caesar masih saja berkutat dengan laptopnya. Kali ini ia membuka
twitternya. Scroll mouse berkali-kali dimainkannya. Dia mulai merasa bosan,
tapi dia dikejutkan dengan suatu getaran di saku celananya. Ternyata ia
mendapatkan SMS dari temannya lamanya yang juga pindah di Semarang, Triyan.
Inti dari SMS itu, Triyan menyuruh Caesar untuk membuka link yang baru saja
dikirimkannya sekarang juga.
Rasa penasaran itu
semakin menjadi-jadi di otak Caesar. Dengan cekatan ia langsung mengetikkan
link tersebut ke dalam address bar di browsernya. Loading.........
"Beby
Chaesara Anadila Dikabarkan Akan Graduate Dari JKT48"
Tulisan itu membuat
seluruh tubuh Caesar seakan-akan kaku tak bisa bergerak. Detak jantungnya
semakin cepat. Beby adalah sahabat berwujud oshimen Caesar sejak ia mengenal JKT48. Pantas saja
tulisan tadi menjadikan Caesar tak berdaya seperi itu.
"Nggak
mungkin! Beby nggak mungkin grad, dia perempuan kuat!" gumam Caesar sambil
meraih HP-nya untuk menelpon Caesar.
"Halo, gimana
Sar udah di buka link-nya?" tanya Triyan
"Bullshit! Ini
semua belum fix kan?"
"Hmm...aku
sih...ntar aja bahasnya, jam 9 kita ketemuan di Kafe biasa!"
"Ah!
Okelah....aku tunggu jangan molor!"
Jam menunjukkan
pukul 20.45, hujan pun tak kunjung reda. Itu tak menjadi masalah untuk Caesar.
Ia langsung menancapkan gas mobilnya untuk menuju sebuah kafe tempat nongkrong
favorit Caesar dan teman-temannya. Tepat pukul 21.00 Caesar tiba di kafe itu.
Tak lama kemudian, terlihat sosok pria mendekat Caesar. Itu Triyan. Tanpa
basa-basi ia langsung membahas tentang rumor graduate Beby.
"Udah, Sar!
Nyantai dulu ini masih rumor..." ucap Triyan yang berusaha menenangkan
Caesar.
"Nyantai
gimana? Dia sahabatku, Yan! Dulu...waktu Ochi grad juga sebelumnya ada rumor
kayak gini dan akhirnya dia fix grad."
"Hmm...yaudah
ntar liat dulu tweet terbaru dari Beby. Coba kamu aktifin mobile notification
di HP-mu biar ntar kalo Beby ngetweet langsung ada notifikasinya."
"Oke udah, aku
takut kalo dia beneran grad." ucap Caesar dengan wajah lesu.
Tiba-tiba
Caesar dikejutkan dengan notifikasi di HP-nya. Ternyata benar, Beby menyatakan
akan meninggalkan JKT48 di dalam waktu dekat ini.
"Anjiiiiirrrrrr!!
Ini apa-apaan? Aku kudu gimana sekarang?"
"Udahlah kamu
tenang aja, lagian dulu Ghaida hampir grad dan akhirnya nggak jadi, itu semua
gara-gara semangat dari fans. Daripada kamu marah-marah nggak jelas gitu
mendingan kamu ngelakuin sesuatu biar Beby nggak jadi grad." ucap Triyan
yang kembali menenangkan Caesar.
"Hmm...aku ada
ide, aku nggak mau tau gimana caranya besok kamu antar aku ke sebuah gunung
atau hutan yang ada bunga edelweis-nya!"
"What?
Mau ngapain? Gila kamu!"
"Udah
anterin aja...aku gamau Beby grad!"
"Hmmm...O...o....okelahh...kalau
kamu nggak sahabatku aku nggak bakal mau nganterin kamu, Sar! Ada hutan di
dekat sini, tapi lumayan berbahaya. Kamu beneran mau?"
"Terpaksa mau,
demi Beby!"
***
Pagi ini sangat
dingin, cuaca berawan menyelimuti langit biru di atas sana. Pagi itu juga,
Caesar siap untuk menghampiri Triyan dan menuju hutan yang dijanjikannya. Tepat
pukul 06.15 Caesar sampai di depan rumah Triyan dan terlihat Triyan pun sudah
siap untuk mengantarkannya ke hutan tersebut.
"Ini serius,
Sar?" tanya Triyan.
"Iyalah....Empat
puluh delapan ribu rius malahan!" jawab Caesar sambil bercanda.
"Gila, emang
kamu mau ngapain sih?" tanya Triyan.
"Rencananya,
aku mau ngeliatin ke Beby perjuangan kita buat mendapatkan bunga edelweis di
hutan itu. Nah, karena itu aku bawa handycam buat ngrekam gimana prosesnya.
Kalo kita berhasil, ntar kita langsung meluncur ke Jakarta buat ngasih rekaman,
bunga edelweis dan sedikit fanletter yang aku buat tadi malam sebagai gift buat
Beby. Harapanku ini bisa menyadarkan Beby bahwa fans juga berjuang untuk
men-support idolanya, semoga dia mengerti itu." jelas Caesar secara
detail.
Setelah lama mereka
ngobrol di dalam mobil, hutan yang menjadi tempat tujuannya pun mulai terlihat.
Mereka memakirkan mobilnya di rumah orang sekitar hutan tersebut.
"Maaf,
Pak...kita boleh nitip mobil disini?" tanya Triyan dengan pemilik rumah.
"Siapa
kalian? Mau kemana?" pemilik rumah itu membalik bertanya.
"Hmm...saya Triyan,
ini temen saya Caesar. Kita mau cari bunga edelweis di hutan itu buat
penelitian." ucap Triyan sedikit berbohong.
"Oh ya,
silahkan! Tapi hati-hati ya, hutan itu berbahaya, banyak orang masuk hutan itu
dan tidak bisa keluar lagi." ucap pemilik rumah itu.
"Iya...pasti
Pak, kita bisa jaga diri kok! Lagian temen saya ini di SMA ikut ekstrakulikuler
pecinta alam!" sahut Caesar.
"Hussss....!!!"
sahut Triyan sambil menginjak kaki Caesar.
"Yaudah...selamat
berpetualang!" ucap pemilik rumah kembali.
Dengan sigap,
Caesar langsung menurunkan peralatan-peralatan yang akan ia gunakan saat berada
di hutan itu. Ia berpikir semuanya sudah lengkap dan ini saatnya memulai
perjuangannya. Handycam yang terbelit di tangan Triyan, selalu fokus pada apa
yang dilakukan Caesar.
Berjam-jam mereka
tidak menemukan bunga yang diinginkannya. Matahari pun mulai terbenam, Caesar
masih terus keras kepala untuk melanjutkan pencarian bunga itu.
"Sar, gimana
kalo kita istirahat dan membuat tenda dulu disini?" tanya Triyan.
"Aduh,
nanggung Yan...kita nggak punya banyak waktu." jawab Caesar.
"Nanggung
gimana? Ini udah jam 10 malam, Sar!" bentak Triyan.
"Emm...iya...iyadeh
Yan, maaf...kita istirahat & buat tenda dulu disini." jawab Caesar
agak ketakutan gara-gara bentakan Triyan tadi.
Akhirnya, mereka
berdua memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan pencarian bunga edelweis
esok hari.
Pukul 04.45 Caesar
mulai terbangun dan pikirannya tetap masih mengarah ke bunga edelweis.
Akhirnya, Caesar membangunkan Triyan untuk melanjutkan perjalanan mencari bunga
tersebut.
Masih seperti hari
kemarin, berjam-jam mereka mencari tak ada hasilnya. Senja pun mulai tiba
kembali. Triyan mulai putus asa.
"Sar, semua
ini sia-sia, kita nggak akan nemuin bunga itu." ucap Triyan
"Kamu kenapa
sih, kalo nggak mau ikut aku cari bunga itu ngomong aja?" tanya Caesar
"Hmm bukan
gitu, bunga edelweis semakin langka, mungkin di hutan ini udah nggak ada
lagi...."
"Aku yakin
masih ada bunga itu disini! Kalo nggak niat, kamu pulang aja Yan, tunggu aku di
rumah nanti!"
"Sar, stok
makanan kita udah habis! Kamu kenapa sih, semenjak kenal JKT48 malah jadi keras
kepala gitu? Kemana kamu yang dulu?" tanya Triyan.
"Hah? Aku yang
dulu? Dulu aku manja, you know? Semenjak aku kenal JKT48, aku bisa lebih tau
arti perjuangan! Aku keras kepala? Iya, aku seperti itu karena aku nggak akan
menyerah untuk sesuatu yang belum tercapai! Aku berusaha untuk tetap melangkah
di jalan yang aku pilih!" bentak Caesar dengan meneteskan air mata dan
membuat Triyan terdiam membisu.
Di tengah
obrolannya, Caesar dikejutkan oleh sesuatu di sebrang sungai dalam sungai itu.
Bunga yang ia cari-cari akhirnya ada tepat di depan matanya. Namun, ia harus
menyebrangi sungai yang luas itu. Walaupun gelap, dalam dan arusnya deras,
Caesar tetap nekad untuk menyebranginya seakan-akan ia memiliki ratusan nyawa.
"Sar, itu
aliran sungainya deras banget, kamu beneran gila apa gimana sih? Aku sahabatmu,
aku nggak mau kamu kenapa-kenapa!" ucap Triyan.
"Yan, aku
tau...kamu sahabat terbaikku...tunggu aku di sini, kita bisa berjalan sejauh
ini...jadi aku yakin aku bisa kembali dan berangkat ke Jakarta bersamamu besok.
Kita berjuang bersama-sama ya." ucap Caesar dengan tersenyum.
"Hmm...aku
percaya kamu, hati-hati, Sar!" ucap Triyan sambil meneteskan air mata.
Dengan berani,
Caesar langsung menyebrangi sungai itu. Akhirnya, terlihat di sebrang sungai
Caesar berhasil mengambil bunga itu dan memasukannya ke kantong plastik.
Saatnya Caesar kembali untuk bertemu sahabatnya lagi. Namun, saat ia menyebrang
untuk kembali, aliran sungai terasa semakin deras.
Caesar memutuskan
untuk melemparkan bunga itu dulu ke Triyan. Sedikit lagi ia sampai.
Tiba-tiba...
KRAKKKK!!
Kaki Caesar
menginjak sebuah batu yang licin dan membuatnya terjatuh. Triyan yang sedang
merekam dengan handycam panik, ia langsung bergerak untuk menyelamatkan
sahabatnya. Tapi...sia-sia sudah, Caesar hanyut terbawa aliran sungai itu dan
hilang.
"CAESAAAAAAAAAARRRRRR!!!"
Triyan tak tau
harus berbuat apa, ia berlari menuju jalan keluar hutan itu. Akhirnya, ia
berhasil keluar hutan itu dan meminta bantuan warga sekitar untuk mencari
Caesar. Keluarga Caesar pun sudah datang di TKP. Tetap saja, Caesar tidak
ditemukan. Triyan hanya bisa menyesali itu semua. Saat itu juga, Triyan berniat
untuk mewujudkan mimpi Caesar. Ia menancapkan gas mobilnya dan langsung
meluncur ke Jakarta.
***
Gift untuk Beby
sudah siap. Caesar menitipkannya ke security dan memohon untuk dikirimkan ke
Beby sekarang juga. Saat itu Beby sedang istirahat untuk latihan terakhir
sebelum melakukan theater show terakhirnya.
"Beby, ini ada
kiriman buat kamu." ucap security.
"Oh ya,
makasih Pak!" jawab Beby.
"Beby ini kan,
terakhir kali kamu ada di JKT48, nah coba buka dong gift-gift dari fans kamu,
mungkin bisa buat kamu semangat." ucap Kinal sang kapten.
"Iya...ayo
dibuka!!" sahut member-member lainnya.
"Iya deh
iya..." jawab Beby.
Akhirnya, Beby
membuka gift pertamanya yang ada di tangan. Itu gift dari Caesar. Beby sangat
penasaran, kenapa di depan terlulis nama "Alm. Caesar Wijaya" ?
Setelah dibuka, Beby dikejutkan oleh benda-benda di dalamnya. Bunga edelweis,
sebuah handycam dan sebuah kertas kecil. Kertas itu adalah tulisan Caesar yang
isinya:
Halo Beby....gimana kabarmu?
Pasti baik kan? :)
Kamu tau nggak sih, kalo aku udah nyimpen perasaan suka sama kamu sejak
SMP?
Kamu mau grad ya?
Aku sedih banget dengernya...
Seberapapun lelah, letih, lemas dan lesunya kamu,
Harus tetap bersemangat!
Aku aja semangat lho terus support kamu...
Katanya JKT48 kan kayak bayi yang baru merangkak ya?
Nah, semoga kita bisa berjuang bersama-sama,
Agar bayi itu bisa berkembang dan berlari kencang :)
Oh iya, pasti kamu bingung kenapa ada bunga edelweis?
Coba liat video yang aku kasih deh,Itu aku dapetinnya susah lho...
Hmm...maaf ya kalo kamu bosen baca coretanku ini,
Kamu pasti tau harapanku kok...
Jangan lupa sama fans "LONG DISTANCE IDOLING"
Buat ketemu sama kamu aja butuh perjuangan lho mereka...
Thanks Beby Chaesara Anadila,
Teruslah menjadi oshimen sekaligus sahabatku <3
From: Caesar
Wijaya
"Teman-teman...." ucap Beby sambil
menangis.
"Kamu kenapa
Beby?" tanya Shania.
"Coba liat
surat ini dan video ini." jawab Beby.
Setelah semua member
melihat surat dan video dari seorang Caesar Wijaya, mereka langsung meneteskan
air mata.
"Andaikan dia tahu ya, kalau waktu itu kamu nitip sesuatu ke Papanya..." ujar Gaby dengan menepuk bahu dan menghapus air mata Beby.
Ternyata sejak dari SMP Beby juga sudah menyimpan rasa suka dengan Caesar dan yang ia sesali adalah saat ia menitipkan suatu kertas kepada Papa Caesar untuk diberikan Caesar saat sudah sampai Semarang. Namun takdir tidak mengijinkannya, kertas itu hilang saat kecelakaan yang menimpa Caesar waktu itu.
"Aku memutuskan untuk tidak grad hari ini, aku pengen berjuang lebih lama lagi dengan kalian. Aku ingin mewujudkan mimpi Caesar." ucap Beby yang belum berhenti menangis itu.
Ternyata sejak dari SMP Beby juga sudah menyimpan rasa suka dengan Caesar dan yang ia sesali adalah saat ia menitipkan suatu kertas kepada Papa Caesar untuk diberikan Caesar saat sudah sampai Semarang. Namun takdir tidak mengijinkannya, kertas itu hilang saat kecelakaan yang menimpa Caesar waktu itu.
"Aku memutuskan untuk tidak grad hari ini, aku pengen berjuang lebih lama lagi dengan kalian. Aku ingin mewujudkan mimpi Caesar." ucap Beby yang belum berhenti menangis itu.
"Beby Chaesara Anadila Dikabarkan Batal Graduate Dari JKT48"
-THE END-
(Inspired by. Beby Chaesara Anadila)
BERHARAP SEORANG BEBY CHAESARA ANADILA MEMBACA CORETAN INI :)
*nb: komentar kalian sangat saya butuhkan agar bisa lebih baik untuk karya selanjutnya, jadilah blogger yang baik dengan meninggalkan jejak, thanks before~