Pages

Thursday 4 July 2013

The Sleepwalking (Part 4)



            Waktu terus berjalan, persahabatan mereka sepertinya semakin solid saja. Ketika itu, Caesar menghadapi masalah. Ayahnya yang sudah lama memiliki penyakit stroke, kini terbaring lemah di ICU. Selama 2 bulan Caesar sudah vakum dalam band. Tetapi, Hegar dan Rica selalu menyemangatinya karena mereka tau kalau Caesar itu tegar dan tak mudah putus asa meski menghadapi cobaan terberat sekalipun.
            Keesokan harinya, ayah Caesar yang berada di ICU tersebut dinyatakan kritis oleh dokter. Akhirnya, tepat pukul 3 dini hari ayah Caesar sudah dipanggil menghadap Allah SWT. Caesar tetap tegar, ia tak mengeluarkan setetes air mata pun walaupun hatinya menangis. Ia tetap tersenyum kepada dunia yang mungkin tidak adil untuknya saat ini.
            Dan kata-kata ayah Caesar sebelum meninggal yang Caesar selalu ingat yaitu "Jadilah, diri sendiri. Tetap berusaha dalam menghadapi masalah, karena usaha itu nggak akan pernah mengkhianati. Jalan untuk meraih mimpimu masih terbentang jauh, yang terpenting adalah niat. Niat itu awal keberhasilan. Kamu ingin jadi musisi kan? Musisi yang baik nggak hanya pintar bermain musik, tetapi juga harus pintar dalam mengendalikan diri dan emosi. Karena musik berasal dari pelampiasan emosi yang sudah diolah oleh masing-masing individu."
           Richa dan Hegar yang berada di samping Caesar selalu berusaha menghiburnya, tetapi Caesar tidak ingin melihat mereka larut dalam kesedihannya. Meskipun begitu, mereka bertiga adalah sahabat, apa yang menimpa salah satu dari mereka adalah juga apa yang mereka rasakan. Bila bahagia dan tertawa itu bersama, maka bersedih dan menangis juga haruslah bersama. Tak ada yang boleh saling meninggalkan. Bukankah begitu konsep persahabatan ?
           "Caesar, turut berduka cita ya. Meski aku nggak tau seberapa terpukulnya kamu, tapi aku yakin kamu orang yang tegar kok. Jangan berubah dari Caesar yang dulu kita punya ya. " ujar Richa dengan nada hampir menangis
           "Iya kawan, yang tabah ya!" sambung Hegar
           "Thanks ya, kalian sahabat terhebat yang pernah aku punya. Iya Richa, emang aku berubah? Nggak juga kan? Aku tau kok apa yang harus aku lakuin, kalian tenang aja." jawab Caesar seakan membalikan suasana.
           Setelah kejadian yang menimpanya, Caesar selalu ingin membuktikan perkataan ayahnya. Caesar ingin membuktikan kalau Caesar akan menjadi musisi yang sukses kelak. Ia ingin membuktikan dirinya mampu meski ia harus melewati segala macam rintangan didepannya, ia yakin ia mampu, karena dengan dua sahabatnya itu ia tak sendiri.

-OoO-

               Sebulan berlalu, seperti biasa Caesar, Hegar & Richa nge-band di studio musik milik orang tua Richa dengan gratis, tentu saja. Mereka berniat untuk membuat lagu karena mereka sepertinya sudah bosan untuk meng-cover lagu-lagu orang lain. Dengan usaha yang keras, akhirnya mereka berhasil menulis lirik lagu yang berisi motivasi kehidupan yang akan diiringi dengan genre Groove Jazz. Seperti biasa, Hegar yang selalu pertama untuk ingin memberi nama. Setelah ia memberi nama band dengan sebutan "The Greenhill" tetapi tidak disetujui oleh kedua sahabatnya karena lebih memilih "The Sleepwalking", sekarang ia juga ingin memberi judul lagunya yaitu "Nothing is Impossible". Akhirnya, Caesar dan Richa hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebagai tanda kalau mereka setuju. Mereka memilih untuk mengiyakan dan menghindari perdebatan dengan Hegar karena hal itu akan sia-sia, Hegar akan tetap dengan idenya. Begitulah....
              Keesokan harinya....
              Suasana sore hari setelah pulang sekolah yang kelam mengiringi perjalanan Hegar dan Caesar yang berencana untuk langsung pergi ke studio musik Richa.
Di sepanjang perjalanan, Hegar selalu berceloteh tidak jelas kepada Caesar. Maksudnya adalah untuk menenangkan hati Caesar yang belum lama ini sudah ditinggal pergi oleh ayahnya. Lagian, siapakah orang yang merasa senang jika melihat sahabatnya berlarut dalam kesedihan.
              Air mulai turun dari langit dan seketika itu juga langsung membasahi jalan yang akan mereka lalui. Akhirnya Hegar mengajak Caesar untuk berteduh di sebuah rumah makan untuk sementara.
              Sambil berteduh Hegar mengajak Caesar untuk beristirahat sejenak sambil mencicipi beberapa menu yang ada di rumah makan itu.
              “Udah tenang aja kali ini aku yang akan bayarin” Kata Hegar berusaha menenangkan Caesar yang terlihat murung, “Aku tau kok, kamu lagi pingin nabung kan?”
Wajah Caesar yang awalnya murung langsung terlihat membaik setelah mendengar perkataan dari Hegar. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk memesan susu coklat hangat dan semangkuk bakso.
              Bakso yang telah mereka makan ternyata membuat suasana diluar dan didalam terlihat sangat contras, meskipun bakso mereka sudah habis tetapi ternyata hujan di luar urung berhenti untuk bertamu kelain tempat.
              Sementara itu Hegar langsung mengeluarkan HP dari kantong celananya dan seperti orang yang sok sibuk ia langsung menggerakan jari-jemarinya dengan cukup cepat. Sedangkan Caesar daritadi hanya melihat sekeliling rumah makan sambil memegangi mug susu coklatnya.
               “Hegar, coba kamu liat poster itu.” Ujar Caesar sambil menunjuk sebuah poster yang ada di ujung ruang makan tersebut.
               “Yang mana?” Tanya Hegar kebingungan.
               “Yang itu, yang warnanya biru itu.”
               “Ohh, yang itu, kenapa emangnya?” Tanya Hegar sambil membalikkan badan dan menatap Caesar.
               “Coba saja kamu baca baik-baik dan melihat tulisan besar yang terpampang di bagian atas poster itu.” Jawab Caesar, sambil mengajak Hegar menuju tempat poster itu tertempel.
               Mereka berdua membaca isi poster tersebut dan mencoba memahami maksudnya. Memang sih posternya menggunakan bahasa inggris jadi lumayan susah untuk dimengerti.
               “Kontes musik tingkat nasional, khusus pelajar yang berbakat bermain musik dan..... mengaku jago nge-band.” Kata Hegar membesarkan suaranya.
               “Gimana? Ini awal yang bagus untuk band kita.”
               “Bener sih, tapi kamu yakin ingin ikut kontes ini?” Tanya Hegar dengan suara yang kurang semangat.
               “Udah deh yang penting usaha sama niat aja dulu, karena usaha itu nggak akan pernah mengkhianati. Jalan untuk meraih mimpi kita juga masih terbentang jauh, dan yang paling penting adalah niat. Dan jika kamu tau niat itu adalah awal dari keberhasilan.” Ujar Caesar yang teringat kata-kata terakhir ayahnya.
               “Oke kita coba, terus gimana sama Richa?” Tanya Hegar.
               “Ya kita coba aja supaya dia mau.” Jawab Caesar.
               “Tapi kalo dia nggak mau ikut?” Keponya Hegar mulai kambuh.
               “Kan nanti kita usahain, ingat usaha keras itu tak akan menghianati.” Jawab Caesar penuh keyakinan.
Karena cahaya matahari sudah mulai terlihat menembus langit kelam, Hegar dan Caesar memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tempat mereka akan berlabuh.
Sebelum masuk ke dalam, ternyata Richa sudah menyambut mereka dengan senang.
               “Makasih ya udah jadi dateng meskipun hujan” Kata Richa dengan suara yang cukup ceria.
               “Iya, oh iya, kamu mau ikut kontes band nggak? Tingkat nasional lhoo?” Tawar Caesar dengan suara penuh semangat.
               "Iya nih, kalo lolos bisa ke Tokyo Dome meeeeen, coba bayangin!" ujar Hegar penuh semangat
               "Kenapa, Gar? Kamu pengen ikut?" tanya Richa sambil menjejalkan d’creeps ke mulutnya.
               "Iya, tapi pendaftaran kalau bisa lolos kok mahal ya? Kurang lebih 1 bulan lagi...ah rasanya mustahil buat kita." jawab Hegar dengan penuh keputus asaan.
               "Ah kamu sukanya putus asa sebelum mencoba. Kita kan bisa kerja!" sahut Caesar untuk menyemangati.
               "Mwo!? Kerja?" kaget Richa setelah mendengar perkataan Caesar, hampir saja ia tersedak.
               "Iya kerja, kita bisa ngamen di cafe, kemaren aku liat ada lowongan di "Kopikeboen Cafe" deket rumahku. Gimana?" jawab Caesar dengan enteng.
               "Aku sih mau-mau aja, Sar. Tapi waktu satu bulan itu menurutku kurang untuk mendapatkan uang satu juta....." tanya Richa kembali.
               "Apa sih salahnya mencoba, aku kan udah pernah bilang, niat itu awal dari keberhasilan." ujar Caesar yang bermaksud meyakinkan sahabatnya.
Setelah bermenit-menit memperdebatkan hal ini hingga beberapa orang yang lewat pasti melongokkan kepala mereka ke arah ketiga remaja ini, akhirnya mereka setuju untuk mencoba kerja di Cafe tersebut. Malam itu juga mereka menuju cafe tersebut dengan maksud untuk mendaftarkan diri. Ternyata, mereka diterima dengan cukup mudah dan bisa langsung kerja besok malam.
               Keesokan malamnya, mereka langsung perform di cafe yang cukup besar itu. (panggung cafe yang kecil tidak sepadan dengan ruangan cafe yang cukup besar ini) Karena itu merupakan perform perdananya, mereka bertiga merasa grogi. Nerveous yang sangat hebat di alami oleh Hegar, tapi berkat rasa pedenya yang tinggi, hal itu dapat diatasinya. Caesar terlihat sangat calm seperti biasa dan Richa yang sudah biasa manggung dibeberapa pertunjukan musik merasa hal ini tidaklah masalah untuknya, tapi tetap saja ia merasa tidak yakin.
               Saat akan memasuki panggung kecil di kafe itu, Caesar sempat melihat Richa berdiri di sudut ruangan sedang berbicara ditelepon. Ia menunggu beberapa saat hingga gadis itu kembali, Richa sempat kaget karena tidak menyangka bahwa Caesar ada diruangan itu juga. Apakah ia mendengar pembicaraanku tadi ? tanyanya dalam hati.
Baru saja Caesar akan bertanya padanya, Richa sudah membuka suara duluan padanya.
               “Sudah siap kan ? Pasti bisa, fighting! “ katanya dengan senyum dan mengepalkan tangannya untuk menyemangati.
               Tingkahnya itu semakin membuat Caesar penasaran, ia merasa Richa tertutup dalam masalah pribadinya. Sebagai sahabat, ia ingin tau apa yang sedang dialaminya dan sebisa mungkin membantunya.
               Mereka sudah berada diatas pentas sekarang. Lagu yang mereka bawakan mengalun indah, ketiga remaja itu mulai menikmati lagu yang mereka bawakan, tapi lagi-lagi mereka tidak yakin para pendengar akan merasa begitu. Tapi, di akhir performnya, mereka dikagetkan dengan "standing applause" oleh pengunjung cafe tersebut. Bahkan, pengunjung malah meminta mereka menyanyikan satu lagu lagi bertema cinta. Akhirnya mereka setuju untuk menyanyikan lagu dari Ten2Five yang berjudul "Love is You".
               "Love is You" mengalun dengan apik tanpa cela. Dari mata, mereka dapat melihat para pengunjung tersenyum mengikuti alunan lagu itu.
               Dari sudut ruangan, Pak Evan tersenyum puas dengan aksi anak muda yang baru bergabung dengan kafenya itu.
               Sebulan berlalu dengan cepat, semakin hari semakin banyak saja pengunjung yang mendatangi kafe itu. siapa lagi yang ditunggu-tunggu kalau bukan trio itu. sabtu malam ini adalah hari dimana mereka mendapat gaji pertama mereka. sungguh mendebarkan. berapa rupiah kah yang akan mereka dapat setelah bekerja dengan keras sebulan ini? apakah hasilnya akan sepadan dengan pengorbanan mereka ? apakah akan sepadan dengan keringat dan usahanya selama ini demi band kecil mereka ini ? pikir Richa.
               "Selamat, kalian luar biasa!"
               "Haha, bapak terlalu memuji, itukan udah jadi kewajiban kami, Pak." ujar Richa merendah.
               "Eiiitttssss...kamu jangan merendah gitu, tau nggak...semenjak kalian kerja di kafe ini, pengunjung yang datang menjadi dua kali lipat pengunjung normal sebelumnya!"
               "Wow, pengunjungnya ada yang naksir sama aku nggak ya Pak kira-kira ?" celetuk Hegar.
               "Hadeeeeeh, kalo jomblo terima aja deh! Hahahahaha...." sahut Caesar
               "Husssshhh, udah-udah kalian ini...." sahut Richa untuk menenangkan.
               "Hahaha dasar anak kecil, ini sebagai tanda terima kasih Bapak buat kalian bertiga, honor kalian Bapak gandain!"
               Gandain ? Macam dukun aja pake istilah nggandain Bos mereka ini. Meski gaji mereka sudah dihitung dan kata Pak Manager honor mereka sudah digandakan, namun tetap saja itu tidak mencukupi untuk uang pendaftaran. Satu persatu dari mereka tertunduk lesu. Namun tiba-tiba Caesar berseru seperti mandapatkan secercah titik terang untuk masalah ini.
               "Udah nggak usah pada lesu, meski nggak cukup tapi kita bisa pake uang tabunganku kok. Mungkin cukup untuk uang pendaftarannya. Kalian nggak perlu menggantinya dengan uang, yang penting juara itu udah lebih dari cukup." Caesar mengakhiri kalimatnya dengan senyum puas.
               Kedua sahabatnya itu merasa tidak enak hati kepada Caesar, dia telah berkorban cukup banyak untuk mereka. Terlebih lagi keadaan Caesar sedang tidak baik. namun  Caesar tetap teguh dengan pendiriannya untuk menggunakan uang tabungannya itu. Ya begitulah akhirnya, mereka bisa bernafas sedikit lega karena masalah uang pendaftarannya sudah selesai. Hegar & Richa akan berusaha menepati janjinya kepada Caesar untuk bisa lolos ke final dan memenangkan kontes.

No comments:

Post a Comment